Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

MIgrasi GNU/Linux III

MIgrasi GNU/Linux III

Menciptakan transisi dari Windows ke Linux.

Ade Malsasa Akbar

December 14, 2015
Tweet

More Decks by Ade Malsasa Akbar

Other Decks in Technology

Transcript

  1. Migrasi GNU/Linux Menciptakan Transisi dari Windows ke Linux Presentasi III

    Ade Malsasa Akbar [email protected] http://bermigrasi.wordpress.com 21 November 2015
  2. Prakata Bismillahirrahmanirrahim. • Masalah eksternal (yaitu kita, bukan pihak yang

    migrasi) yang terjadi adalah kita tidak melihat migrasi sebagai transisi. Sebagian kita menginginkan orang untuk migrasi tanpa adaptasi. Hal itu sulit. Maka masalahnya adalah pengetahuan adanya masa transisi. • Masa transisi yang dimaksud adalah satu fase sebelum orang benar- benar beralih 100% ke GNU/Linux. • Masa transisi itu adalah satu fase ketika orang sudah menggunakan FOSS ketika masih menggunakan Windows. • Presentasi ini adalah lanjutan dari presentasi sebelumnya berjudul Migrasi GNU/Linux: Daftar Software Alternatif.
  3. Pijakan Dasar • Sesuatu yang wajib yang tidak bisa dikerjakan

    seluruhnya jangan ditinggalkan seluruhnya.
  4. Masalah 1 • Keberhasilan migrasi (yakni 100% software legal, dan

    GNU/Linux) hanya bisa dicapai dengan lancar jika pengguna sudah melewati fase transisi. • Masalahnya secara internal (pada orangnya sendiri) dia tidak mengenal fase transisi (karena tidak diajarkan di sekolah/memang tidak ada yang tahu), secara eksternal (pada kita) kita tidak mengajarkan fase transisi tersebut dan tidak mengarah ke sana. • Masalah internal kedua adalah ada kondisi ketika orang tidak mungkin beralih ke GNU/Linux. Dia masih menggunakan Windows bajakan.
  5. Masalah 2 • Orang yang kondisinya seperti itu, masih ada

    kesempatan baginya untuk menggunakan software-software legal. Solusi dari kita adalah FOSS. • Windows dia bajakan, tapi setidaknya sudah ada iktikad baik memakai FOSS. • Pada saatnya nanti, dia akan mampu beralih ke GNU/Linux jika sudah terbiasa memakai FOSS di Windows bajakannya. Kita tidak menyuruh membajak Windows, tapi kita hanya memberinya pembiasaan. • Itulah esensi dasar esai Indonesia Masih dalam Masa Transisi tahun 2013. Bisa dicari di internet.
  6. Kenyataan 1 • Orang yang kondisinya seperti itu (masih pakai

    Windows bajakan, tapi masih mungkin menggunakan FOSS) sangat banyak. Ini di satu sisi kabar baik. Di satu sisi ini justru menguntungkan kita. Jadi jangan mengeluh. • Kita tinggal menyosialisasikan FOSS dan memerincinya kepada mereka dengan cara yang terbaik. • Presentasi ini dibuat untuk itu.
  7. Kenyataan 2 • Pentingnya FOSS ada pada kompatibilitasnya dengan semua

    sistem operasi (crossplatform). • FOSS tersedia tidak hanya untuk GNU/Linux. FOSS tersedia untuk Windows juga. • Jadi yang namanya LibreOffice tidak hanya ada di Ubuntu, tapi juga di Windows. • Kalau LibreOffice tersedia, maka dipastikan seluruh FOSS tersedia untuk Windows juga. • Makanya Anda menemukan VLC di Windows. Kenapa? Karena VLC itu FOSS. • Makanya Anda menemukan Mozilla Firefox di Windows. Kenapa? Karena Mozilla Firefox itu juga FOSS.
  8. Solusi • Ajarkan kepada orang mengenai FOSS untuk Windows setelah

    terang baginya legalitas software. • Bantu instalasi FOSS (LibreOffice, GIMP, Inkscape, Scribus, Krita, MyPaint, Blender) ke komputernya. • Pastikan dia mampu menggunakan FOSS yang Anda instalkan minimal untuk kerjaan sehari-harinya. Beri saja tutorial. • Jangan jijik.
  9. Strategi 1 • Sebelum semuanya, orang harus diberi kesadaran legalitas

    software. • Orang pasti membutuhkan office suite. Maka instalkan untuknya LibreOffice. Ajarkan kepadanya dan orang-orang di sekitar dia untuk menginstal LibreOffice. Matikan otomatisasi buka DOC, biarkan default asal LibreOffice ada di komputernya. • Intinya instal LibreOffice di semua OS.
  10. Strategi 2 • Orang yang terbiasa memakai Adobe Photoshop, instalkan

    untuknya GIMP. • Orang yang terbiasa memakai CorelDRAW, instalkan untuknya Inkscape. • Orang yang terbiasa memakai Adobe PageMaker/InDesign, instalkan untuknya Scribus. • Berurutan dan seterusnya sesuai tabel di presentasi sebelumnya.
  11. Strategi 3 • Berikan kemampuan adaptasi kepada orang itu. Berikan

    fondasi-fondasi pemahaman bagaimana “mengendarai” suatu software. • Ciptakan pembiasaan-pembiasaan terhadap FOSS. • Dalam jangka waktu satu tahun, maksimal lima tahun, ada harapan orang tersebut siap migrasi ke GNU/Linux. • Orang yang sudah terbiasa FOSS semenjak di Windows, lebih besar harapan migrasi ke GNU/Linux daripada orang yang tidak terbiasa lebih-lebih tidak mengenal sama sekali. • Orang yang migrasi dengan fondasi fase transisi seperti ini, lebih kuat daripada yang migrasi karena terpaksa/tanpa adaptasi, lebih kecil kemungkinannya kembali ke software/Windows bajakan. • Binalah binaan yang kuat “dari akarnya”, jangan membina “mangga karbitan”.
  12. Tantangan • Kita harus menguasai FOSS yang hendak kita berikan.

    Misalnya menguasai LibreOffice, menggunakan format ODF secara konsisten, sudah terbiasa menggunakannya dan sudah kita buktikan di kehidupan sehari-hari. Master it consistently. • Orang yang menguasai salah satu FOSS, pasti mampu membuat tutorial untuk FOSS tersebut. Masalah kita adalah –akui sajalah– kita sendiri tidak menguasai FOSS di desktop. Utamanya LibreOffice. • Bohong namanya berharap FOSS (desktop) menjadi mainstream di Indonesia tapi orangnya tidak menguasai FOSS (desktop) itu sendiri. • Cuma itu tantangannya.
  13. Dampak yang Diharapkan • Yang tertinggi: kita mampu membimbing secara

    langsung kepada orang itu → hasilnya orang itu selalu menggunakan FOSS dan format dokumen FOSS di Windows. Tidak ada Microsoft Office di Windows dia, yang ada hanya LibreOffice. Dia tidak pernah memakai DOC, hanya memakai ODT. Tidak ada 3D Studio Max di Windows dia, yang ada hanya Blender. Tidak ada CorelDRAW di Windows dia, yang ada hanya Inkscape. Dan seterusnya. Ini utopia saya. • Yang terendah: kita cukup sebatas tidak mencaci maki/menghina orang yang belum sanggup total beralih ke GNU/Linux → sikap kita justru menawarkan FOSS kepada orang itu untuk diinstal di Windows dia → tidak hanya memberi aplikasi FOSS tetapi juga tutorialnya (syukur jika tutorialnya buatan kita sendiri). • Mata yang ada bukan mata meremehkan, tapi mata belas kasih.
  14. Rangkuman • Instal LibreOffice di semua OS. • Instal FOSS

    di Windows. • Berikan kemampuan adaptasi. • Ajarkan bagaimana cara “mengendarai” suatu software. • Ciptakan pembiasaan-pembiasaan. • Belajar memaklumi kondisi orang lain. • Didik orang untuk menggunakan FOSS dan format dokumen FOSS secara konsisten semenjak di Windows. • Bina binaan yang kuat “dari akarnya”, bukan membina “mangga karbitan”. • Jangan jijik.