Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

Dr. Maria Sekar Proborukmi - Aplikasi Melisopalinologi pada Madu Lokal Jawa Barat

Dr. Maria Sekar Proborukmi - Aplikasi Melisopalinologi pada Madu Lokal Jawa Barat

Dr. Maria Sekar Proborukmi - Aplikasi Melisopalinologi pada Madu Lokal Jawa Barat, dipresentasikan pada tanggal 6 November 2021, dalam acara Geologi Menyapa, Prodi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

Dasapta Erwin Irawan

November 06, 2021
Tweet

More Decks by Dasapta Erwin Irawan

Other Decks in Science

Transcript

  1. Perkenalan u MARIA SEKAR PROBORUKMI u Program Studi Teknik Geologi

    ITB - KK Paleontologi dan Geologi Kuarter – u [email protected] 11/11/21 2
  2. Kerangka u Palinologi u Aplikasi palinologi dalam geologi dan kehidupan

    sehari- hari 11/11/21 3 Aplikasi melisopalinologi pada madu lokal di Jawa Barat
  3. PALINOLOGI ilmu yang mempelajari mengenai serbuk atau debu, (dari bahasa

    Yunani: paluno (v) berarti memercikan, palunein (v), pale (n) yang berarti debu, sehingga mirip dengan bahasa Latin: pollen, dan bahasa Yunani: logos) (Hyde dan Williams, 1944) Palinomorf: material organik yang sangat resisten, berdinding sporopollenin, chitin, atau pseudochitin yang berukuran 5−500 µm (Traverse, 2007). Sporomorf: polen dan spora. Polen adalah serbuk yang dihasilkan oleh Angiospermae dan Gymnospermae Spora adalah serbuk yang dihasilkan oleh Pteridophyta dan tumbuhan tingkat rendah (ganggang, jamur, lumut, dsb) 11/11/21 5
  4. 11/11/21 8 Evousi Tumbuhan Evolutionary history of plants, including some

    of their most significant evolutionary innovations over the course of geologic time. (Copyright © McGraw-Hill Education)
  5. • Sedimen berbutir halus: batulempung, batulanau • Sedimen organik: batubara

    • Stalagtit / stalagmit • Evaporit Jenis batuan yang kemungkinan besar mengandung palinomorf : 11/11/21 12 hiveminer.com Wyomingpublicmedia.org.com geology.com http://pixabay.com/id/gua-stalagmit-stalaktit- speleothems-756/
  6. Penentuan umur relatif (biostratigrafi) 11/11/21 14 • Umur relatif: 1.

    Identifikasi spesies marker 2. Karakteristik biozona: • FAD • LAD • puncak • kumpulan • absen • Perlu adanya absolute dating, karena range yang panjang dan kemungkinan percampuran fosil (reworked/caving).
  7. Palaeoenvironment 11/11/21 15 • Lingkungan pengendapan • Palinofasies • pH

    • Salinitas (halophytes, fresh water algae) Salicornia Asam: Azalea, Daffodil, Ericaceae, Rhododendron, etc. Basa: Ginko, Hibiscus, Taxus Spartina
  8. Industri Well correlation Seismic interpretation Paleogeography mapping Determine our reservoir

    facies (possible porosity and diagenesa) Best drilling location 11/11/21 16 Relative age Depositional Env. Source rock Maturity Petroleum System Analysis • Source rock • Reservoir • Sealing Capacity • Timing and Migration • Trap Samudra, 2019 (guest lecture)
  9. Palaeoclimate 11/11/21 19 Siklus Interglasial (Goldwin, 1959 ; Iversen, 1958

    ; Lang, 1994 in Urban, 2013 [Lecture Presentation]) 1. Terminal-phase : forest, peat bog, heathland Carpinus, Fagus, Abies, Picea, Pinus, Alnus, Quercus, increase of Ericaceae (indicative of raised bog growth), grasses and herbs. 2. Optimum : mixed-oak forest Pinus, Betula, Corylus, Alnus, Quercus, Ulmus, Tilia, Acer, Fraxinus, Taxus, Picea, etc. 3. Early-phase : Tundra, open forest Juniperus, Hippophae, Betula spec., Betula nana, Pinus, Salix, Populus, Alnus spec., Alnus viridis, high values of heliophilous herbs such as Artemisia, Chenopodiaceae, Poaceae Subtropis Tilia
  10. Palaeoclimate 11/11/21 20 Lembab/Basah: Peningkatan persentase: vTotal Arboreal Pollen (AP)

    --- pohon dan perdu, vSpora dari paku-pakuan dan lumut Penurunan persentase Non-Arboreal Pollen (NAP) Kering: Peningkatan persentase vTotal Non-Arboreal Pollen (NAP) --- rumput dan herba v Penurunan persentase Arboreal Pollen (AP) dan spora Foto : koleksi pribadi, perbesaran 400X Artemisia Sisa fungal Osmundaceae Cichoriaceae Asteraceae
  11. Aplikasi dalam Geologi Lainnya u Paleodiet u Geoarkeologi: u Pembukaan

    lahan u Penggunaan api u Agrikuktur u Morfologi buatan 11/11/21 21
  12. 11/11/21 23 Kedokteran: - alergi - diet - obat http://www.gelombangotak.com/

    https://www.123rf.com https://www.maduqueenbee.com http://www.happyskin.vn https://madumahkota.com Identifikasi alergen
  13. Agriculture https://nasa88.wordpress.com/ The discovery of Gregor Mendel's (1860) experimental studies

    on cross pollination in peas laid the foundation of the science of genetics in the early 20th century – Plant breeding (Hybridization) – economic value (fruits, vegetables, flowers, etc.) Pollination time – higher production 11/11/21 24
  14. Melisopalinologi? Melisopalinologi Bahasa Yunani: µέλισσα (mélissa), ”lebah", yang berasal dari

    µέλι (meli), ”madu” paluno, “debu” dan logos, “ilmu” Cabang ilmu palinologi yang mempelajari polen yang terkandung dalam madu. 11/11/21 26 http://www.beeculture.com/
  15. Manfaat Melisopalinologi u Metode yang paling murah dan cepat untuk

    menentukan kandungan flora penghasil nektar dan asal geografis madu (Bryant, 2018). u Waktu produksi – musim tumbuhan berbunga u Konservasi tumbuhan utama penghasil nektar untuk meningkatkan jumlah produksi u Restorasi ekosistem u Branding u Lokasi ideal untuk budidaya u Sebagai petunjuk keaslian dan kualitas madu tersebut (Louveaux dkk., 1978; Von der Ohe dkk., 2004 dalam Richard dkk., 2014). u Potensi keberadaan polen allergen yang dapat membahayakan konsumen. 11/11/21 27 http://www.ifpindia.org
  16. Melisopalinologi pada Madu Lokal Jabar 11/11/21 28 u Pengabdian masyarakat

    KK Paleontologi dan Geologi Kuarter, Program Studi Teknik Geologi ITB. u Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi ITB (P3MI 2020 dan PPMI 2021) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB u Kegiatan 2020: u 5 produsen madu di Bandung dan sekitarnya u Kegiatan 2021: u Desa wisata Mekarwangi u Pusat Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata (P-P2Par) ITB
  17. Melisopalinologi pada Madu Lokal Jabar 11/11/21 29 Tujuan: meningkatkan kesadaran

    dan menambah wawasan masyarakat, khususnya para petani madu di Bandung dan sekitarnya, mengenai komposisi polen dalam madu yang mereka produksi: u Petunjuk sederhana keaslian madu u Branding u Potensi alergen dalam madu yang dihasilkan, u Waktu produksi – musim tumbuhan berbunga u Konservasi tumbuhan utama penghasil nektar untuk meningkatkan jumlah produksi Peningkatan nilai jual dan daya saing madu tersebut
  18. Contoh-contoh Madu 11/11/21 31 u Madu sarang u Madu kemasan

    u Bee pollen pellet (kemasan) u Bee pollen sarang u Kotoran lebah
  19. Ekstraksi Polen 1. Larutkan 10 ml madu dengan 50 ml

    air panas (80⁰−100⁰C) lalu aduk untuk mempercepat pelarutan glukosa. 2. Saring sampel untuk memisahkan residu dengan saringan nilon ukuran 20 µm. 3. Residu dicuci dua sampai tiga kali dengan aquadest agar kandungan glukosa dan komposisi lain dalam cairan madu larut sempurna. 4. Residu kembali disaring dengan menggunakan saringan nilon dan disimpan dalam botol vial. 5. Mounting. 11/11/21 32
  20. Mekarwangi – Oktober 2021 Madu kotak: 1. Arenga - dominan

    2. Myrtaceae (kemungkinan besar jambu biji Psidium guajava) - dominan 3. Tilia sp. (Tiliaceae) - sedikit 4. Brassicaceae – sedikit 5. Poaceae – rumput (sangat sedikit) (A) 6. Coffea - sangat sedikit Madu botol: 1. Arenga - dominan 2. Myrtaceae (kemungkinan besar jambu biji Psidium guajava) – dominan 3. Camelia sinensis (Theaceae) – sedikit 4. Asteraceae. Dominan (A) 5. Pinaceae - sedikit 6. Brassicaceae – sedikit 7. Poaceae – rumput (cukup banyak) (A) Madu sarang (Apis cerana): 1. Asteraceae – dominan (A) 2. Coffea – dominan 3. Myrtaceae – sangat sedikit 4. Poaceae – sedikit (A) 5. Cerealia – sangat sedikit (A) 6. Arenga – sangat sedikit Perbesaran 400X Perbesaran 400X Perbesaran 400X Perbesaran 100X
  21. Branding Dominasi tumbuhan (Lestari dan Susandarini, 2019): u Uniflora: u

    komposisi tumbuhan utama >45%, misalnya: madu mangga, madu kaliandra, madu klengkeng, dll. u ada umumnya dihasilkan oleh Apis dorsata (karakteristik bau/warna bunga tertentu (Ibrahim dkk., 2012)) u Multiflora: u tidak ada tumbuhan yang mendominasi u pada umumnya dihasilkan oleh Apis cerana (daya jelajah dan variatif) 11/11/21 35
  22. Potensi Alergi u Sekitar 6.1 juta anak-anak dan 20 juta

    orang dewasa di dunia yang memiliki alergi terhadap polen (hay fever) (Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), 2020). u Keamanan konsumen u Eksport u Polen: rerumputan (Poaceae dan Cerealia- type), bayam-bayaman (Amaranthaceae), kenikir-kenikiran seperti bunga matahari, krisan, aster, dan bunga dahlia (Asteraceae), kelapa dan palem-paleman(Arecaceae), dan beberapa spesies Betula, Humulus, Salix, Ginko, Acacia, Fraxinus, Artemisia, Quercus, Cryptomeria dan Pinus. 11/11/21 37 travelpharm.com
  23. Mekarwangi – Oktober 2021 Madu kotak: 1. Arenga - dominan

    2. Myrtaceae (kemungkinan besar jambu biji Psidium guajava) - dominan 3. Tilia sp. (Tiliaceae) - sedikit 4. Brassicaceae – sedikit 5. Poaceae – rumput (sangat sedikit) (A) 6. Coffea - sangat sedikit Madu botol: 1. Arenga - dominan 2. Myrtaceae (kemungkinan besar jambu biji Psidium guajava) – dominan 3. Camelia sinensis (Theaceae) – sedikit 4. Asteraceae. Dominan (A) 5. Pinaceae - sedikit 6. Brassicaceae – sedikit 7. Poaceae – rumput (cukup banyak) (A) Madu sarang (Apis cerana): 1. Asteraceae – dominan (A) 2. Coffea – dominan 3. Myrtaceae – sangat sedikit 4. Poaceae – sedikit (A) 5. Cerealia – sangat sedikit (A) 6. Arenga – sangat sedikit Perbesaran 400X Perbesaran 400X Perbesaran 400X Perbesaran 100X
  24. Penanda musim berbunga u Waktu produktif dan masa panen u

    LB-1 madu pada sekitar musim manga berbunga u SM-2 pada saat sekitar musim jambu berbunga u D-Bee’s-3 pada saat musim kopi berbunga 11/11/21 39
  25. Morfologi, Vegetasi dan Lebah Madu u Morfologi perbukitan di daerah

    Bandung Barat dan Bandung Selatan u Pemerintah Kabupaten Bandung (2016): u Iklim tropis dengan ketinggian antara1300−2100 mdpl u tutupan material-material vulkanik hasil erupsi gunungapi u Curah hujan rata-rata adalah 1500−4000 mm/tahun u suhu udara berkisar 12−24ºC u Jenis vegetasi dan lebah madu 11/11/21 40
  26. Morfologi, Vegetasi dan Lebah Madu u Dominasi tumbuhan tingkat tinggi

    berukuran besar – lahan tertutup u Dominasi oleh polen rerumputan (Poaceae) dan Asteraceae tubuliflorae (THR-1, MP-1), dominasi Cerealia-type (D- Bee’s-5) - lahan terbuka u LB-2 yang didominasi oleh tumbuhan palem-paleman (Arecaceae) dan prima rosa (Onagraceae) - morfologi dataran, kondisi lingkungan yang relatif hangat dan lembab. 11/11/21 41
  27. u Memilih dataran rendah: u Apis cerana - daya jelajah

    tinggi, tumbuhan lebih variatif u Trigona daya jelajah tinggi, tumbuhan sangat variatif (D-bee’s-6 dan MP-2) yang merupakan social honey bee. u Apis dorsata: u lebih memilih tumbuhan-tumbuhan tingkat tinggi daripada semak dan perdu (LB-1) u bunga dengan aroma dan warna tertentu – uniflora (MP-1) u Apis melifera: u polen yang berukuran besar dan memiliki duri, seperti pada tanaman kapas (Malvaceae) (Pribadi dan Wiratmoko, 2019). u D-bee’s-5 – dominasi rumput dan tumbuhan herba 11/11/21 42 Morfologi, Vegetasi dan Lebah Madu