PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS MATA AIR ENDAPAN VULKANIK DI KAWASAN BANDUNG UTARA
PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS
MATA AIR ENDAPAN VULKANIK DI KAWASAN BANDUNG UTARA
Ananta Purwoarminta dan Deny Juanda Puradimaja
Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS MATA AIR ENDAPAN VULKANIK DI KAWASAN BANDUNG UTARA Ananta Purwoarminta dan Deny Juanda Puradimaja Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
OUTLINE PRESENTASI 5 6 7 Latar Belakang 1 2 3 4 Principal Component Analysis Tujuan Data dan Perolehan Data Metode Penelitian Output dan Hasil Analisis Kesimpulan
LATAR BELAKANG 5 6 Mata air merupakan manifestasi air tanah yang keluar ke permukaan secara alami. 1 2 3 4 Sekitar 12% penduduk Indonesia memanfaatkan mata air untuk keperluan rumah tangga (BPS, 2017). Kawasan Bandung Utara tersusun oleh endapan vulkanik yang memiliki ratusan mata air. Analisis komponen utama (PCA) dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik dari mata air yang ada di Perkotaan Bandung. Pada kondisi lingkungan yang relatif sama, dimungkinkan setiap mata air memiliki nilai komponen yang relatif seragam apabila saling dibandingkan. Sehingga apabila ditemukan ketidak seragaman pada variable yang ada maka dianggap sebagai anomali di perlu diketahui faktor penyebabnya.
Principal Component Analysis • Principal Component Analysis merupakan teknik statistik yang menganalisis hubungan antar variable pada beberapa kumpulan variabel (Tabachnick, 2001). • PCA akan menggambarkan pola keseragaman dari observasi yang ditampilkan dalam grafik. • Komponen utama yang dianalisis merupakan variabel yang dapat diukur dan menggambarkan karakteristik dari obyek yang akan dianalisis. Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan antara variable/komponen utama mata air di perkotaan Bandung. Tujuan dari PCA Abdi dan Williams, (2010) a. untuk mengekstraksi informasi yang paling penting pada tabel; b. merangkum data untuk menampilkan informasi terpenting; c. menyederhanakan deskripsi data; dan d. menganalisis struktur observasi dan variabel.
DISTRIBUSI MATA AIR 5 Lokasi penelitian berada di Kawasan Bandung Utara di bagian selatan dari Sesar Lembang secara administrasi masuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Komponen Utama Mata Air 1. Debit : menunjukkan besaran aliran mata air 2. Litologi : jenis batuan pada titik keluarnya mata air 3. DHL : nilai daya hantar listrik 4. TDS : nilai total dissolved solid 5. pH : kandungan pH mata air 6. Elevasi : ketinggian tempat keluarnya mata air
Metode Penelitian Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi distribusi mata air, elevasi, DHL, TDS, pH, debit, dan litologi. Data diperoleh dari data sekunder penelitian sebelumnya: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung (2019), Sunarwan (2014), Badan Geologi (2008), Hendarmawan (2002), Hendarmawan (2005). Data Primer diperoleh dari pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan pada bulan Oktober 2021 Pengolahan dan Analisis Data Data disajikan dalam bentuk tabel pada software Microsoft Excel XLSTAT Trial
Diskusi DEBIT Terdapat anomali pada debit mata air Cibadak yang memiliki debit yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mata air yang lain. Debit mata air Cibadak adalah 19 liter/detik sementara sebagian besar mata air yang lain <1 liter/detik. pH pH tertinggi pada mata air di lembah Cipaganti dimana mata air berupa rembesan pada batuan tuff dengan debit yang sangat rendah (seepage). DHL dan TDS Kandungan DHL dan TDS pada mata air di litologi endapan vulkanik Formasi Cibeereum lebih tinggi dibandingkan dengan litologi Formasi Cikapundung Elevasi Sebagian besar mata air keluar pada elevasi di atas 700 mdpl
Kesimpulan • PCA membantu dalam menganalisis adanya anomaly pada mata air di Perkotaan Bandung • Seluruh variable yang dianalisis saling terkait dan menggambarkan karakteristik dari mata air di Perkotaan Bandung • Variabel debit pada mata air Cibadak menunjukkan adanya anomaly atau perbedaan dengan mata air- mata air yang lain di Perkotaan Bandung