$30 off During Our Annual Pro Sale. View Details »

Presentasi SDLC - Model Spiral

Presentasi SDLC - Model Spiral

Presentasi ini menjelaskan definisi, sejarah, pemodelan, cara kerja, fase-fase dalam melakukan metode spiral untuk pengembangan software atau aplikasi. This presentation will explains the definition, history, modeling, how it works, the phases of doing the spiral method for software or application development.

The presentation in Indonesian Language.

Tanah Pengetahuan

June 13, 2020
Tweet

Other Decks in Programming

Transcript

  1. DEFINISI Model Spiral adalah salah satu metode yang dapat digunakan

    dalam pengembangan perangkat lunak. Model spiral merupakan penggabungan dari model prototyping dan model waterfall. Model prototyping pada Model Spiral lebih terfokus pada penyajian atau presentasi kepada user dengan format input dan output kemudian perangkat lunak akan dievaluasi. Model Spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya (increment)
  2. SEJARAH Tahun 1986, model ini dikenalkan pertama kali oleh Barry

    Boehm pada makalahnya yang berjudul “A Spiral Model of Software Development and Enhancement”. 29 Makalah tersebut menjelaskan tentang sebuah diagram yang dihasilkan dari berbagai publikasi yang mendiskusikan tentang Model Spiral ini. Pengetahuan akan model ini merupakan model yang sudah lama, tetapi sangat berguna untuk melakukan pembangunan proyek-proyek besar. Pada makalah awal yang dibuatnya, Barry Boehm menganggap bahwa Model Spiral adalah suatu model proses yang berhubungan dengan inkrementasi, Model Waterfall dan Model Prototyping.
  3. Kemudian, Boehm menjelaskan bahwa Model Spiral sebagai model proses generator

    yang mana pilihan berdasarkan risiko proyek untuk menghasilkan suatu model proses yang tepat untuk proyek tersebut. Dengan demikian, inkrementasi, Model Waterfall dan Model Prototyping adalah kasus khusus dengan pola risiko proyek tertentu dari Model Spiral.
  4. 01 FASE LIASON Tahap ini berhubungan dengan komunikasi antara orang

    yang akan mengembangkan software (system analyst) dengan pelanggan. Tujuannya adalah agar dapat memuaskan pelanggan dengan memperbaiki dan mengembangkan software sesuai dengan kebutuhan, kepentingan dan keinginannya. FASE-FASE MODEL SPIRAL
  5. FASE PLANNING Tahap perencanaan meliputi estimasi biaya yang digunakan, batas

    waktu, pengaturan jadwal, identifikasi lingkungan kerja, sumber-sumber infomasi untuk melakukan iterasi. Hasilnya adalah dokumen spesifikasi kebutuhan sistem dan bisnis. 02 FASE-FASE MODEL SPIRAL
  6. FASE ANALISIS RISIKO Tahap ini berfungsi untuk mengidentifikasi risiko yang

    berpotensial untuk terjadi dan menghasilkan suatu solusi alternatif secara teknis dan manajemen saat strategi mitigasi risiko direncanakan dan diselesaikan. 03 FASE-FASE MODEL SPIRAL
  7. FASE REKAYASA (engineering) Pada tahap ini, yang dilakukan adalah sebagai

    berikut : • Menguji, coding dan mengembangkan software • Menginstal software • Membuat prototipe • Mendesain dokumen • Meringkas suatu pengujian software • Membuat laporan atas kekurangan software agar segera dapat diperbaiki. 04 FASE-FASE MODEL SPIRAL
  8. FASE EVALUASI Peran pelanggan sangat diperlukan pada tahap ini. Mereka

    dapat memberikan masukan dan tanggapan, mengevaluasi produk kerja dan memastikan bahwa produk yang dibutuhkan sesuai dengan semua ketentuan. Jika terdapat perubahan, semua tahapan akan diperbaiki sesuai dengan kepuasan pelanggan. Namun, mengidentifkasi dan memantau risiko yang terjadi juga diperlukan, seperti cost overrun. 05 FASE-FASE MODEL SPIRAL
  9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL SPIRAL ▪ Perubahan-perubahan yang terjadi dapat

    diselesaikan secara sistematis ▪ Estimasi biaya menjadi mudah karena pembuatan prototipe telah selesai dalam fragmen yang kecil ▪ Manajemen dan analisis risiko yang lebih baik ▪ Pembangunan yang cepat dan mudah secara sistematis ▪ Manajemen waktu yang lebih baik ▪ Produksi software menjadi lebih cepat ▪ Tidak cocok ketika digunakan dalam proyek-proyek kecil ▪ Tidak terlalu berguna dalam proyek- proyek kecil ▪ Sulit dalam mengikuti strategi proyek kecil ▪ Membutuhkan sumber pengalaman sebagai proses sehingga sangat kompleks ▪ Dalam melakukan proyek kecil, estimasi biaya akan sangat tinggi ▪ Risiko dalam tahap planning, jika terjadi perbedaan dalam jadwal pengembangan atau dalam anggaran belanja KELEBIHAN KEKURANGAN
  10. PENERAPAN Model Spiral tepat digunakan dalam hal sebagai berikut :

    ▪ Ketika memiliki sebuah proyek dengan risiko sedang hingga tinggi ▪ Komitmen proyek harus jangka panjang karena terdapat potensi perubahan pada prioritas ekonomi dalam pengembangan ▪ Lini produk baru yang harus dirilis secara bertahap untuk mendapatkan feedback pelanggan yang cukup ▪ Ketika penciptaan prototipe berlaku ▪ Perubahan signifikan yang diharapkan dalam produk selama siklus pengembangan ▪ Persyaratan yang kompleks dan memerlukan suatu evaluasi