Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BERBASIS GEOLOGI TERI...

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI: STUDI KASUS PERCONTOHAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERKOTAAN CIKALONG WETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI:
STUDI KASUS PERCONTOHAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERKOTAAN CIKALONG WETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT

Sub topik: Penetapan Sub-kriteria, Data Faktor, dan Standardisasi Peta Skor Kelas Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor
Pembuatan Model Jaringan ANP

Mahasiswa: Yuniarti Ulfa
Promotor: Prof. Deny Juanda Puradimaja, Prof. B. Kombaitan, Dr. Dasapta Erwin Irawan
Prodi: S3 Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung

Dasapta Erwin Irawan

August 12, 2022
Tweet

More Decks by Dasapta Erwin Irawan

Other Decks in Science

Transcript

  1. ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI: STUDI KASUS PERCONTOHAN

    PEMBANGUNAN KAWASAN PERKOTAAN CIKALONG WETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT YUNIARTI ULFA 32018002 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Tim Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA (Ketua) Prof. Dr. Ir. B. Kombaitan, M.Sc. Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T., M.T. Seminar Kemajuan 2 (Revisi) Penetapan Sub-kriteria, Data Faktor, dan Standardisasi Peta Skor Kelas Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor Pembuatan Model Jaringan ANP Rotterdam City in 2035-the other half of Rotterdam. Venvik, G. (2018, October). The Ground beneath Our Cities. In Proceedings of the 54th ISOCARP Congress, Bodø, Norway (pp. 1-5).
  2. 2 Alur Penelitian Bagan Alir Penelitian & Topik Seminar Seminar

    Output Seminar Proposal (12 Agustus 2021) Proposal, metode penelitian, rencana dan tahapan penelitian SK 1 (12 Januari 2022) Data yang dikumpulkan; Penentuan standardisasi kelas untuk 56 faktor; Peta standardisasi kelas data tiap faktor Saran/revisi dari SK1: • Menyeragamkan peta • Menyederhanakan data faktor (34-8-14) khususnya data faktor sosial-ekonomi • Memperbarui beberapa istilah, memperhatikan penulisan daftar pustaka SK 2 (April 2022) (Agustus 2022) Nilai kelas pada setiap data faktor sesuai rencana peruntukan lahan; Pembuatan model ANP SK 3 (Akhir Sept 2022) Pembobotan (B), pairwise comparison, perhitungan supermatrix SK 4 (November 2022) Penskoran, weight overlay, zonasi kesesuaian peruntukan lahan
  3. Pendahuluan 3 *Hasil kajian bibliometrik ini dimuat dalam makalah: Irawan,

    D. E., Ulfa, Y., Prabowo, R. M., Kombaitan, B., & Puradimaja, D. J. (2021). Discovering research trends of urban geology based on a bibliometric analysis. F1000Research, 10, 839. https://doi.org/10.12688/f1000research.53948.1 Gap signifikan dalam kajian Geologi Perkotaan: adalah kaitan antara Geologi & Perencanaan Kesesuaian Lahan Studi Bibliometrik Geologi Perkotaan 285 makalah (1970-2018)
  4. Latar Belakang Permasalahan 4 UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang Pasal 3 (landasan penyusunan RTRW/RDTR/PZ): • Kawasan terbangun terus bertambah, tetapi, betulkah kawasan tersebut aman dari bencana geologi? • Betulkah sumber daya alam yang ada mampu menjamin kawasan tersebut nyaman dan berkelanjutan. “Tujuan penyelenggaraan penataan ruang adalah agar terwujud ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional”. Pendahuluan Rencana Tata Ruang RTRW/ RDTR EKONOMI FISIK/ GEOLOGI POLITIK SOSIAL Permen ESDM No. 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Mitigasi Bencana Gunungapi, Gerakan Tanah, Gempabumi, dan Tsunami UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang juga mengatur mitigasi bencana dengan penataan kawasan Peta Geoplanologi berbasis zonasi kesesuaian lahan Diperlukan perluasan aspek geologi, bukan hanya kebencanaan (aspek geologi esensial) Diperlukan perluasan aspek geologi, bukan hanya kebencanaan (aspek geologi esensial) EKONOMI SOSIAL FISIK/ GEOLOGI Peta Zonasi RDTR integrasi geologi, sosial, ekonomi
  5. 5 Perbandingan Metode Pendahuluan Tata cara zonasi tata ruang di

    Indonesia saat ini. Tata cara zonasi baru dalam penelitian Metode Zonasi Tata Ruang PUTR Metode Zonasi Pendekatan Baru Data Faktor geologi lebih terperinci Metode ANP (jaringan-feedback), tidak lagi AHP (hierarki) Peta akhir zonasi terintegrasi geologi-sosioekonomi
  6. Tujuan Penelitian, Asumsi, Hipotesis, dan Kebaruan 6 Tujuan Pendahuluan Menentukan

    jenis kriteria, sub-kriteria, dan data faktor (GL, Sosioekonomi) yang esensial (mutlak diperlukan) dalam tata ruang; Menyusun skor kelas standar tiap faktor; Membuat pola metode SMCE yang bisa mengintegrasikan semua faktor; Aplikasi metode tersebut (pilot project): zonasi kesesuaian lahan di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan. Asumsi Data faktor dalam kriteria geologi dalam studi ini hanya sesuai untuk zonasi kesesuaian lahan di kawasan perbukitan; Data faktor dalam kriteria sosioekonomi hanya memperhitungkan data yang bersifat keruangan. Hipotesis Metode ANP seperti yang dirancang, bisa mengintegrasikan kriteria geologi & kriteria sosioekonomi dalam penentuan zonasi; Peta kesesuaian lahan yang dihasilkan di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan lebih layak dari peta zonasi yang sudah ada. Kebaruan SMCE: Geologi terintegrasi (dengan Sosioekonomi) Metode SMCE: Analytic Network Process (ANP) Produk akhir: Peta RDTR Zonasi Kesesuaian Lahan (7 zonasi) (mengintegrasikan aspek geologi dan sosioekonomi) Detail Data Faktor Standardisasi Skor kelas Standardisasi Nilai Kelas (NK) Bobot yang representatif Present is the key to the past and also to the future (Uniformitarianism, James Hutton)
  7. 7 Pendahuluan Sinopsis Geologi Daerah Penelitian Peta geologi daerah penelitian

    skala 1:100000 (Sudjatmiko, 1972) Pulunggono dan Martodjojo (1994) Satuan Litologi: Holosen Plistosen Pliosen Miosen Awal Tengah Akhir Perselingan batupasir– batulempung Breksi Batupasir kerikilan Lempung–lanau pasiran Qa Aluvium Qob Mttc Hasil Gunungapi Tua Formasi Cantayan Meliputi luas ± 45,4 km2 (41% dari total luas Kec. Cikalong Wetan) dihuni 69.617 penduduk Suhu min 24odan max 27o Celsius. Karakteristik morfometri adalah kelerengan landai-curam dan topografi berbukit-bukit. Kelerengan terkecil 0%, dan terbesar 91%. Kelerengan mayoritas adalah antara 8% dand 36%. Elevasi 711-367 mdpl. Pola-pola sesar ini bisa dilihat berupa pola kelurusan di lapangan, dan beberapa sesar minor berarah Pola Sunda dan Pola Jawa. Pemetaan di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan mendapati bahwa litologi yang ada agak berbeda dari yang ada di peta geologi regional (walau masih pada formasi yang sama, namun pada satuan yang berbeda) Muka air tanah bebas 8-20 m, tetapi kualitasnya di bawah ambang layak WHO, kecuali air tanah yang bersumber dari mata air. Kualitas di kedalaman 20-70 m lebih baik dan layak. Kualitas air di air tanah tertekan kedalaman >125 m justru tidak layak
  8. 8 Pendahuluan Mengapa Memilih Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan? 1. Sejak

    2015, KP Cikalong Wetan termasuk rencana perluasan Kaw. Metropolitan Bandung Raya; 2. Tahun 2018, TOD-KCJB ditetapkan di Walini; 3. Tahun 2018, Walini diusulkan sebagai KEK baru; 4. Kondisi geologi (litologi, derajat pelapukan, topografi, kelerengan) menyebabkan KP Cikalong Wetan rawan bencana longsor. 5. Potensi airtanah tidak memadai, namun ketersediaan bahan galian C mudah diakses. 6. Rencana TOD yang batal pada 2021 menyisakan problematika geologi, sosial, dan ekonomi. 7. Rencana pengembangan KP Cikalong Wetan sudah sejak 2010, penyangga rencana kawasan Industri di Kecamatan Cipeundeuy. 8. Mengembangkan kawasan ini menjadi solusi, namun perlu dikaji lebih baik. Rencana Pengembangan Kondisi geologi Sosial-Ekonomi & Potensi Pengembangan
  9. Seminar Kemajuan 1 Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar

    Kemajuan 4 Sumber data primer: 9 Alur Penelitian Sumber data sekunder: • Peta-peta tematik • Materi dasar RDTR KP. Cikalong Wetan • Data geoteknik • Data profil desa Tujuan: zonasi kesesuaian lahan untuk pengembangan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan Tinjauan Pustaka • Literasi peraturan tata ruang Indonesia • Penentuan alternatif tujuan zonasi Identifikasi dan Pengelompokkan Kriteria, Sub-kriteria, dan Informasi/data Pengumpulan dan Pengolahan Data (data lapangan dan data sekunder) • Penentuan Standardisasi Kelas pada Setiap Data Faktor • Pembuatan Peta Hasil Standarisasi Analisis • Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor sesuai Rencana Peruntukkan Lahan • Pembuatan Model Jaringan Analytic Network Process (ANP) Sintesis dan Diskusi • Wawancara, kuesioner, pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan untuk Setiap Data Faktor dengan ANP Peta Kesesuaian Lahan • Penskoran, weight overlay, dan raster calculator • Peta kesesuaian lahan untuk masing-masing zonasi Pengumpulan & Pengolahan Data • 48 titik pengambilan sampel (air, tanah, batuan) & pengukuran (ma..t, sesar, kekar, dll) • Verifikasi data profil desa melalui wawancara apparat/masy • Pemetaan dan verifikasi data sekunder
  10. Seminar Kemajuan 1 Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar

    Kemajuan 4 Pengolahan data: • Uji ion mayor airtanah • Analisis sistem hidrogeologi, pola aliran airtanah • Uji sifat fisik, uniaxial compressive strength, dan unconfined compression tanah dan batuan. • Analisis data pemetaan 10 Alur Penelitian Pengumpulan & Pengolahan Data Tujuan: zonasi kesesuaian lahan untuk pengembangan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan Tinjauan Pustaka • Literasi peraturan tata ruang Indonesia • Penentuan alternatif tujuan zonasi Identifikasi dan Pengelompokkan Kriteria, Sub-kriteria, dan Informasi/data Pengumpulan dan Pengolahan Data (data lapangan dan data sekunder) • Penentuan Standardisasi Kelas pada Setiap Data Faktor • Pembuatan Peta Hasil Standarisasi Analisis • Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor sesuai Rencana Peruntukkan Lahan • Pembuatan Model Jaringan Analytic Network Process (ANP) Sintesis dan Diskusi • Wawancara, kuesioner, pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan untuk Setiap Data Faktor dengan ANP Peta Kesesuaian Lahan • Penskoran, weight overlay, dan raster calculator • Peta kesesuaian lahan untuk masing-masing zonasi
  11. Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 Tujuan: zonasi kesesuaian lahan untuk pengembangan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan Tinjauan Pustaka • Literasi peraturan tata ruang Indonesia • Penentuan alternatif tujuan zonasi Identifikasi dan Pengelompokkan Kriteria, Sub-kriteria, dan Informasi/data Pengumpulan dan Pengolahan Data (data lapangan dan data sekunder) • Penentuan Standardisasi Kelas pada Setiap Data Faktor • Pembuatan Peta Hasil Standarisasi Analisis • Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor sesuai Rencana Peruntukkan Lahan • Pembuatan Model Jaringan Analytic Network Process (ANP) Sintesis dan Diskusi • Wawancara, kuesioner, pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan untuk Setiap Data Faktor dengan ANP Peta Kesesuaian Lahan • Penskoran, weight overlay, dan raster calculator • Peta kesesuaian lahan untuk masing-masing zonasi 11 Alur Penelitian Revisi Data Faktor Kajian Kesesuaian Lahan di Penelitian ini
  12. Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 Data Faktor* Kajian Kesesuaian Lahan di Penelitian ini Kriteria Sub-kriteria Data Faktor** Produk Data Peta 1. Geologi lingkungan/f isik kebumian 1.1 Topografi 1 Slope angle 1. Peta kelerengan 2 Elevation 2. Peta ketinggian/elevasi 1.2 Geologi 3 Lithology 3. Peta geologi 4 Geomorphology/terrain 4. Peta geomorfologi 1.3 Hidrogeologi 5 Groundwater depth (water table) 5. Peta aliran airtanah & kualitas air 6 Natural spring mapping 7 Density of the well 8 Precipitation/rainfall 9 Water quality 10 Distance to main river 6. Peta jarak dari sungai 1.4 Geoteknik 11 Degree of weathering 7. Peta derajat pelapukan 12 Vegetation rate/NDVI 8. Peta NDVI 13 Unconfined compression stress 9. Peta geoteknik 14 Clay content 15 Water content 16 Porosity 17 Degree of saturation 1.5 Bahaya geologi 18 Distance to faults 10. Peta jarak dari patahan 19 Seismic event/earthquake 11. Peta seismisitas 20 Distance to debrisflow 12. Peta kerentanan longsor 21 Distance to landslide 22 Liquefaction potential 23 Distance to land subsidence 2. Sosioekono mi 2.1 Kependudukan 24 Population density 13. Peta kepadatan penduduk 25 Current land use 14. Peta guna lahan saat ini 2.2 Aksesibilitas 26 Distance to school/education 15. Peta jarak dari sekolah 27 Proximity to road 16. Peta jarak dari jalan 28 Proximity to market/bazaar 17. Peta jarak dari pasar/pertokoan 29 Proximity to healthcare centre 18. Peta jarak dari pusat kesehatan 30 Proximity to administrative centre 19. Peta jarak dari pusat administrasi 31 Distance from industrial area 20. Peta jarak dari kawasan industri 32 Distance from airport 12 Alur Penelitian * Hasil revisi * * Data faktor dienventarisasi dari jenis-jenis faktor yang dipakai dalam 21 jurnal ilmiah terkait
  13. Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 Tujuan: zonasi kesesuaian lahan untuk pengembangan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan Tinjauan Pustaka • Literasi peraturan tata ruang Indonesia • Penentuan alternatif tujuan zonasi Identifikasi dan Pengelompokkan Kriteria, Sub-kriteria, dan Informasi/data Pengumpulan dan Pengolahan Data (data lapangan dan data sekunder) • Penentuan Standardisasi Kelas pada Setiap Data Faktor • Pembuatan Peta Hasil Standarisasi Analisis • Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor sesuai Rencana Peruntukkan Lahan • Pembuatan Model Jaringan Analytic Network Process (ANP) Sintesis dan Diskusi • Wawancara, kuesioner, pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan untuk Setiap Data Faktor dengan ANP Peta Kesesuaian Lahan • Penskoran, weight overlay, dan raster calculator • Peta kesesuaian lahan untuk masing-masing zonasi Standardisasi kelas untuk 32 data faktor Beberapa contoh klasifikasi skor kelas: Klasifikasi kedalaman m.a.t/ groundwater depth menurut Adji, dkk (2014); Arnous (2013); Dai (2001); dan Vasilijevic, dkk (2012). Klasifikasi jarak dari pasar atau pertokoan/proximity to market or bazaar (modifikasi dari Ullah dan Mansourian, 2016) ). 13 Alur Penelitian Klasifikasi ketinggian/elevation menurut Junghuhn (1846); van Zuidam (1983).
  14. Kemiringan lereng Seminar Kemajuan 2 14 Pembahasan dan Diskusi 1.1.1

    Peta standardisasi skor data faktor kelerengan 1.1.2 Peta standardisasi skor data faktor ketinggian 1. Geologi Lingkungan 1.1 Profil Topografi Hasil Standardisasi Skor Didominasi kelerengan landai hingga curam. Kelerengan datar – sangat landai biasanya di punggungan bukit atau di lembah. Di area tersebutlah yang cenderung dipadati penduduk. Elevasi Litologi Geomorfologi Muka air tanah Kerapatan mata air Kerapatan sumur gali Curah hujan Hidrogeokimia Jarak ke sungai Derajat pelapukan Vegetasi Unconfined comp. stress Kandungan lempung Kandungan air Porositas Derajat saturasi Jarak dari patahan Seismisitas Jarak dari aliran debris Jarak dari longsor Potensi likuifaksi Jarak dari amblesan (QGIS-LTR 3.16 Hannover)
  15. Kemiringan lereng Seminar Kemajuan 2 1. Geologi Lingkungan 1.2 Profil

    Geologi Hasil Standardisasi Skor Elevasi Litologi Geomorfologi Muka air tanah Kerapatan mata air Kerapatan sumur gali Curah hujan Hidrogeokimia Jarak ke sungai Derajat pelapukan Vegetasi Unconfined comp. stress Kandungan lempung Kandungan air Porositas Derajat saturasi Jarak dari patahan Seismisitas Jarak dari aliran debris Jarak dari longsor Potensi likuifaksi Jarak dari amblesan 15 Pembahasan dan Diskusi 1.2.1 Peta standardisasi skor data faktor litologi 1.2.2 Peta standarisasi skor data faktor geomorfologi Didominasi satuan perbukitan vulkanik bergelombang sedang, Litologi (F. Cantayan , Hasil Gunungapi tua, Lanau lempungan pasiran – menebal ke T-TL), dominasi struktur pola Jawa dan Sunda,
  16. Kemiringan lereng Seminar Kemajuan 2 1. Geologi Lingkungan 1.3 Profil

    Hidrogeologi Hasil Standardisasi Skor Elevasi Litologi Geomorfologi Muka air tanah Kerapatan mata air Kerapatan sumur gali Curah hujan Hidrogeokimia Jarak ke sungai Derajat pelapukan Vegetasi Unconfined comp. stress Kandungan lempung Kandungan air Porositas Derajat saturasi Jarak dari patahan Seismisitas Jarak dari aliran debris Jarak dari longsor Potensi likuifaksi Jarak dari amblesan 16 Pembahasan dan Diskusi 1.3.1 Peta Pola Aliran Air Tanah & kualitas air 1.3.2 Peta Standardisasi Jarak dari Sungai
  17. Kemiringan lereng Seminar Kemajuan 2 Elevasi Litologi Geomorfologi Muka air

    tanah Kerapatan mata air Kerapatan sumur gali Curah hujan Hidrogeokimia Jarak ke sungai Derajat pelapukan Vegetasi Unconfined comp. stress Kandungan lempung Kandungan air Porositas Derajat saturasi Jarak dari patahan Seismisitas Jarak dari aliran debris Jarak dari longsor Potensi likuifaksi Jarak dari amblesan 17 Pembahasan dan Diskusi 1. Geologi Lingkungan 1.4 Profil Geologi Teknik Hasil Standardisasi Skor 1.4.1 Peta standardisasi skor data faktor derajat pelapukan 1.4.2 Peta standardisasi skor data faktor NDVI 1.4.3 Peta standardisasi skor data faktor Geologi Teknik
  18. Kemiringan lereng Seminar Kemajuan 2 Elevasi Litologi Geomorfologi Muka air

    tanah Kerapatan mata air Kerapatan sumur gali Curah hujan Hidrogeokimia Jarak ke sungai Derajat pelapukan Vegetasi Unconfined comp. stress Kandungan lempung Kandungan air Porositas Derajat saturasi Jarak dari patahan Seismisitas Jarak dari aliran debris Jarak dari longsor Potensi likuifaksi Jarak dari amblesan 18 Pembahasan dan Diskusi 1. Geologi Lingkungan 1.5 Profil Potensi Bahaya Geologi Hasil Standardisasi Skor 1.5.1 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari patahan 1.5.2 Peta standardisasi skor data faktor PGA/ seismisitas Potensi bahaya geologi: gerakan tanah (pada soil dan batulempung yang tersingkap) dan gempabumi (sebagai pemicu) 1.5.3 Peta standardisasi skor data faktor kerentanan gerakan tanah
  19. Kepadatan penduduk Seminar Kemajuan 2 Pembahasan dan Diskusi 2. Sosioekonomi

    2.1 Profil Kependudukan Hasil Standardisasi Skor Guna lahan saat ini Jarak dari sekolah Jarak dari jalan Jarak dari pasar Jarak dari pusat kesehatan Jarak dari pusat administrasi Jarak dari kawasan industri Jarak dari bandara 2.1.1 Peta standardisasi skor data faktor kepadatan penduduk 2.1.2 Peta standardisasi skor data faktor guna lahan saat ini Terpadat) Penggunaan lahan oleh masyarakat masih menunjukkan aktivitas pertanian dan perkebunan sebagai yang paling dominan. 19
  20. Kepadatan penduduk Seminar Kemajuan 2 Pembahasan dan Diskusi 2. Sosioekonomi

    2.2 Profil Aksesibilitas Hasil Standardisasi Skor Guna lahan saat ini Jarak dari sekolah Jarak dari jalan Jarak dari pasar Jarak dari pusat kesehatan Jarak dari pusat administrasi Jarak dari kawasan industri Jarak dari bandara 20 2.2.1 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari sekolah 2.2.5 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari pusat admin. 2.2.3 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari pasar 2.2.4 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari pusat kesehatan 2.2.6 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari kaw. industri (QGIS-LTR 3.16 Hannover) 2.2.2 Peta standardisasi skor data faktor jarak dari jalan
  21. Pembahasan dan Diskusi 21 20 Peta Data Faktor Diolah dengan

    aplikasi QGIS-LTR 3.16 Hannover (open source GIS) Teknik grid system dengan resolusi pixel 8X8 m Produk peta data faktor kriteria sosioekonomi Produk peta data faktor kriteria geologi lingkungan
  22. 22 Pembahasan dan Diskusi Penentuan Nilai Kelas (NK) Bagian 1

    1. Very low suitability ––– 5. Very high suitability
  23. 23 Pembahasan dan Diskusi Bagian 2 Penentuan Nilai Kelas (NK)

    1. Very low suitability ––– 5. Very high suitability
  24. 24 Pembahasan dan Diskusi Bagian 3 Penentuan Nilai Kelas (NK)

    1. Very low suitability ––– 5. Very high suitability
  25. 25 Pembahasan dan Diskusi Bagian 4 Penentuan Nilai Kelas (NK)

    1. Very low suitability ––– 5. Very high suitability
  26. 26 Pembahasan dan Diskusi Bagian 5 Penentuan Nilai Kelas (NK)

    1. Very low suitability ––– 5. Very high suitability
  27. Peta Nilai Kelas (NK) • Setiap peta data faktor dibuat

    peta nilai kelasnya • Total ada 20 peta data faktor • Total ada 7 peruntukkan zonasi yaitu R–Perumahan, K–Perdagangan dan Jasa, KT–Perkantoran, I–Industri, L– Landfill/TPA), HL–Hutan Lindung, dan PB–Perlindungan di Bawahnya. • Dengan demikian total jumlah peta nilai kelas adalah 140 peta Contoh Peta Nilai Kelas (NK)- Data Faktor Kelerengan Kelerengan untuk Zonasi Perumahan (R) Kelerengan untuk Zonasi Perdagangan & Jasa (K) Kelerengan Zonasi Perkantoran (KT) Kelerengan untuk Zonasi Industri (I) Kelerengan untuk Zonasi Landfill (L) Kelerengan untuk Zonasi Hutan Lindung (HL) Kelerengan untuk Zonasi Perlindungan dibawahnya (PB) 27 Pembahasan dan Diskusi 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Cukup sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai
  28. Contoh Peta Nilai Kelas (NK)- Data Faktor Litologi Litologi untuk

    Zonasi Perumahan (R) Litologi untuk Zonasi Perdagangan & Jasa (K) Litologi Zonasi Perkantoran (KT) Litologi untuk Zonasi Industri (I) Litologi untuk Zonasi Landfill (L) Litologi untuk Zonasi Hutan Lindung (HL) Litologi untuk Zonasi Perlindungan dibawahnya (PB) 28 Pembahasan dan Diskusi Keterangan NK: 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Cukup sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai
  29. Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 29 Alur Penelitian Penyusunan Model Analytic Network Process (ANP)
  30. Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 30 Alur Penelitian Model ANP dalam Super Decision 2.10
  31. Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 4 Seminar

    Kemajuan 1 Tujuan: zonasi kesesuaian lahan untuk pengembangan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan Tinjauan Pustaka • Literasi peraturan tata ruang Indonesia • Penentuan alternatif tujuan zonasi Identifikasi dan Pengelompokkan Kriteria, Sub-kriteria, dan Informasi/data Pengumpulan dan Pengolahan Data (data lapangan dan data sekunder) • Penentuan Standardisasi Kelas pada Setiap Data Faktor • Pembuatan Peta Hasil Standarisasi Analisis • Penentuan Nilai Kelas (NK) pada Setiap Data Faktor sesuai Rencana Peruntukkan Lahan • Pembuatan Model Jaringan Analytic Network Process (ANP) Sintesis dan Diskusi • Wawancara, kuesioner, pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan untuk Setiap Data Faktor dengan ANP Peta Kesesuaian Lahan • Penskoran, weight overlay, dan raster calculator • Peta kesesuaian lahan untuk masing-masing zonasi Pembahasan dan Diskusi 31 Seminar Kemajuan 3: • Expert judgment • Pairwise comparison • Perhitungan supermatrix • Pembobotan ANP • Bagaimana mentransfer bobot menjadi zonasi per kriteria?
  32. Rencana Seminar Kemajuan 3 Seminar Kemajuan 2 Seminar Kemajuan 4

    Seminar Kemajuan 1 Pembahasan dan Diskusi 32 Pairwise Comparison untuk Penetuan Bobot (B)
  33. Contoh Kuesioner Kumulatif Pairwise Comparison 1. Goal à Criteria :

    1 2. Criteria (C1 Geologi Lingkungan) à Alternative (Zonasi) : 21 3. Criteria (C2 Sosioekonomi) à Alternative (Zonasi) : 21 4. Criteria (C1 Geologi Lingkungan) à Sub-criteria : 10 5. Criteria (C2 Sosioekonomi) à Sub-criteria : 1 6. Sub-criteria (1.1 Topografi) à Data faktor : 1 7. Sub-criteria (1.2 Geologi) à Data faktor : 1 8. Sub-criteria (1.3 Hidrogeologi) à Data faktor : 1 9. Sub-criteria (1.4 Geologi teknik) à Data faktor : 3 10. Sub-criteria (1.5 Potensi bahaya geologi) à Data faktor : 3 11. Sub-criteria (2.1 Kependudukan) à Data faktor : 1 12. Sub-criteria (2.2 Aksesibilitas) à Data faktor : 15 13. Data faktor (1.1.1 Kelerengan) à Alternative (Zonasi) : 21 14. Data faktor (1.1.2 Elevasi) à Alternative (Zonasi) : 21 15. Data faktor (1.2.1 Litologi) à Alternative (Zonasi) : 21 16. Data faktor (1.2.2 Geomorfologi) à Alternative (Zonasi) : 21 17. Data faktor (1.3.1 Pola airtanah/kualitas air) à Alternative : 21 18. Data faktor (1.3.2 Jarak dari sungai) à Alternative (Zonasi) : 21 19. Data faktor (1.4.1 Derajat Pelapukan) à Alternative (Zonasi) : 21 20. Data faktor (1.4.2 Vegetasi) à Alternative (Zonasi) : 21 21. Data faktor (1.4.3 Geoteknik) à Alternative (Zonasi) : 21 22. Data faktor (1.5.1 Jarak dari patahan) à Alternative : 21 23. Data faktor (1.5.2 Seismisitas/PGA) à Alternative (Zonasi) : 21 24. Data faktor (1.5.3 Kerentanan longsor) à Alternative : 21 25. Data faktor (2.1.1 Kepadatan penduduk) à Alternative : 21 26. Data faktor (2.1.2 Guna lahan saat ini à Alternative : 21 27. Data faktor (2.2.1 Jarak dari sekolah) à Alternative : 21 28. Data faktor (2.2.2 Jarak dari jalan) à Alternative (Zonasi) : 21 29. Data faktor (2.2.3 Jarak dari pasar) à Alternative (Zonasi) : 21 30. Data faktor (2.2.4 Jarak dari pusat kesehatan) à Alternative : 21 31. Data faktor (2.2.5 Jarak dari pusat admins.) à Alternative : 21 32. Data faktor (2.2.6 Jarak dari kaw. industri) à Alternative : 21 33. Alternatif (A1 Perumahan R) à Criteria : 1 34. Alternatif (A2 Perdagangan/Jasa K) à Criteria : 1 35. Alternatif (A3 Perkantoran KT) à Criteria : 1 36. Alternatif (A4 Kawasan industri I) à Criteria : 1 37. Alternatif (A5 Landfill/TPA L) à Criteria : 1 38. Alternatif (A6 Hutan lindung HL) à Criteria : 1 39. Alternatif (A7 Perlindungan di bawahnya PB) à Criteria : 1 40. A1 Perumahan (R) à Alternatif K, KT, I, L : 6 41. A2 Perdagangan/jasa (K) à Alternatif R, KT, I, L : 6 42. A3 Perkantoran (KT) à Alternatif R, K, I, L : 6 43. A4 Kaw. industri (I) à Alternatif R, K, KT, L : 6 44. A5 Landfill/TPA (L) à Alternatif R, K, KT, I : 6 45. 1.4.1 Derajat pelapukan à Data faktor sub-kriteria Geotek : 1 46. 1.4.2 Vegetasi à Data faktor sub-kriteria Geologi teknik : 1 47. 1.4.3 Geoteknik à Data faktor sub-kriteria Geologi teknik : 1 48. 1.5.1 Jarak dari patahan à Data faktor SC. Potensi Bhy Geo : 1 49. 1.5.2 Seismisitas à Data faktor SC. Potensi Bahaya Geologi : 1 50. 1.5.3 Kerentanan longsor à D. faktor SC. Potensi Bhy Geo : 1 TOTAL : 542 Pairwise Comparison Pembahasan dan Diskusi 33 Untuk memperoleh Bobot (B)
  34. Seminar Kemajuan 3 1. Geologi Lingkungan 2. Sosioekonomi 1.1 Topografi

    1.2 Geomorfologi 1.3 Hidrogeologi 1.5 Potensi Bahaya Geologi 1.4 Geologi Teknik 2.1 Kependudukan 2.2 Aksesibilitas 1.1.1 Kelerengan 1.1.2 Ketinggian/elevasi 1.2.1 Litologi 1.2.2 Geomorfologi 1.3.1 Aliran air tanah dan kualitas air 1.3.2 Jarak dari sungai 1.4.1 Derajat pelapukan 1.4.2 NDVI/vegetasi 1.4.3 Geoteknik 1.5.1 Jarak dari patahan 1.5.2 PGA/seismisitas 1.5.3 Geoteknik 2.1.1 Kepadatan penduduk 2.1.2 Guna lahan saat ini 2.2.1 Jarak dari sekolah 2.2.2 Jarak dari jalan 2.2.3 Jarak dari pasar/pertokoan 2.2.4 Jarak dari pusat kesehatan 2.2.5 Jarak dari pusat administrasi 2.2.6 Jarak dari kawasan industri X X X X X X X ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ X X X X X X X ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ∑ ∑ ………. ………. X X ∑ Model weight overlay untuk zona Perumahan (R) Pembahasan dan Diskusi 34 ∑ NK X B =NKB X B =NKB
  35. Seminar Kemajuan 3 1. Geologi Lingkungan 2. Sosioekonomi 1.1 Topografi

    1.2 Geomorfologi 1.3 Hidrogeologi 1.5 Potensi Bahaya Geologi 1.4 Geologi Teknik 2.1 Kependudukan 2.2 Aksesibilitas 1.4.1 Derajat pelapukan 1.4.2 NDVI/vegetasi 1.4.3 Geoteknik 1.5.1 Jarak dari patahan 1.5.2 PGA/seismisitas 1.5.3 Geoteknik 2.1.1 Kepadatan penduduk 2.1.2 Guna lahan saat ini 2.2.1 Jarak dari sekolah 2.2.2 Jarak dari jalan 2.2.3 Jarak dari pasar/pertokoan 2.2.4 Jarak dari pusat kesehatan 2.2.5 Jarak dari pusat administrasi 2.2.6 Jarak dari kawasan industri X X X X ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ∑ ∑ ∑ X X X X ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ∑ ∑ ………. ………. X X ∑ Model weight overlay untuk zona Hutan Lindung (HL) Pembahasan dan Diskusi 35 ∑ 1.1.1 Kelerengan 1.1.2 Ketinggian/elevasi 1.2.1 Litologi 1.2.2 Geomorfologi 1.3.1 Aliran air tanah dan kualitas air 1.3.2 Jarak dari sungai X X X ………. ………. ………. ………. ………. ………. ∑ ∑ ∑ X X X NK X B =NKB X X X X B =NKB
  36. Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Cikalong wetan dalam RDTR (Pemda

    KBB, 2018) Untuk dibandingkan dengan produk akhir peta zonasi dalam penelitian ini Metode Zonasi Tata Ruang PUTR Produk zonasi RDTR (2018) Metode Zonasi Pendekatan Baru
  37. Kesimpulan 1. Integrasi geologi dan sosioekonomi untuk zonasi kesesuaian lahan

    perkotaan di perbukitan melibatkan 7 sub-kriteria dan 32 data faktor esensial. 2. Peta data faktor sudah diklasifikasi mengikuti standardisasi skor kelas. Sehingga dari total 32 data faktor dihasilkan 20 peta data faktor. Skor kelas ke-20 peta data faktor dikonversi menjadi Nilai Kelas (NK) untuk 7 peruntukkan zonasi (z. perumahan (R); perdagangan dan jasa (K); perkantoran (KT); TPA (L); hutan lindung (HL); zona dan perlindungan di bawahnya (PB), sehingga total dihasilkan 140 peta NK 3. Model ANP dan kuesioner sudah disusun untuk menghasilkan bobot (B) masing-masing data faktor untuk tiap zonasi. 4. Percontohan metodologi diatas, diterapkan untuk zonasi kesesuaian lahan ini di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan, 37 Kesimpulan
  38. 38 Publikasi Ilmiah Publikasi Ilmiah [2019-2022] JURNAL ILMIAH (TERBIT) Ulfa,

    Y., Jia, T. Y., Che Yaziz, A. M., Irawan, D. E., dan Puradimaja, D. J. (2021): Between natural and anthropogenic coastal landforms: insights from ground penetrating radar and sediment analysis, Applied Sciences, 11, 3449. https://doi.org/10.3390/app11083449. Irawan, D. E., Ulfa, Y., Prabowo, R. M., Kombaitan, B., & Puradimaja, D. J. (2021). Discovering research trends of urban geology based on a bibliometric analysis. F1000Research, 10(839), 839. https://doi.org/10.12688/f1000research.53948.1 PROSIDING (TERBIT) Ulfa, Y., Irawan, D. E., Furqan, A., Kombaitan, B., dan Puradimaja, D. J. (2019): Urban geology in Indonesia: An overview, Prosiding Yogyakarta Joint Convention 2019, HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI, Yogyakarta, 25 – 28 Nov. https://www.researchgate.net/profile/Yuniarti-Ulfa- 2/publication/340084599_Urban_geology_in_Indonesia_an_overview/lin ks/5e76556b92851cf2719d8a76/Urban-geology-in-Indonesia-an- overview.pdf Ulfa, Y., Irawan, D. E., Puradimaja, D.J., dan Kombaitan, B. (2019): Analisis bibliometrik terhadap penelitian geologi untuk tata guna lahan perkotaan: 1950-2019, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains-SNIPS 2019, Program Studi Fisika - FMIPA ITB, Bandung, pp 97-108. https://ifory.id/proceedings/2019/u64ezMhKJ/snips_2019_yuniarti_ulfa_ cfsv2ewdfg.pdf PAPARAN DI SEMINAR INTERNASIONAL Ulfa, Y., Prabowo, R.M., Puradimaja, D.J., Irawan, D.E., dan Kombaitan, B. (2020): The concept of art in thematic-geological map: finding informative-like visualization for public. Proceeding of 2nd International Conference on Art, Science, Technology, and Humanities-ARTESH 2020, p. 49 Bandung, 30 Nov – 2 Des. http://repository.upi-yai.ac.id/2272/1/Proceeding Abstract 2nd IC ARTRESH 2020.pdf PROSIDING (ACCEPTED) Ulfa, Y., Puradimaja, D.J., Irawan, D.E., Prabowo, R.M., dan Kombaitan, B. (2022): Incorporating geology and socio-economic in land management decision: A case study in Walini’s new urban area. Proceeding of PIT-IAGI 5st, Makassar, 24 – 27 Okt. JURNAL NASIONAL (SUBMITTED) Ulfa, Y., Puradimaja, D.J., Irawan, D.E., Prabowo, R.M., dan Kombaitan, B. (2022): Aspek geologi dalam penataan ruang: Sebuah tinjauan yuridis (Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral) Puradimaja, D.J., Ulfa, Y., Irawan, D.E., Prabowo, R.M., dan Kombaitan, B. (2022): Geology and spatial multi-criteria evaluation model: A new approach (Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan) FINAL DRAFT Ulfa, Y., Setiawan, T. , Irawan, D. E., Prabowo, R.M., Purwoarminta, A., Jati, S.N., Puradimaja, D. J., dan Kombaitan, B. (draft): Hydrogeological and hydrogeochemical properties of aquifers system in the Walini urban Area, West Java, Indonesia and their impact on development plans
  39. 39 Jadwal Penelitian * * * * Target tidak tercapai,

    dibebankan di semester berikutnya Target tercapai Seminar Kemajuan 4 SEM. 8 – SK2 *
  40. 40 Terima Kasih Seminar Kemajuan 3 (Okt 2022): Expert judgment

    Pairwise comparison Perhitungan supermatrix Pembobotan ANP Seminar Kemajuan 4 (Des 2022): Weight overlay Zonasi kesesuaian lahan