Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

POTENSI LIKUEFAKSI PADA CEKUNGAN AIRTANAH BANDUNG TERHADAP VARIASI GERAKAN TANAH BERSUMBER DARI SESAR LEMBANG

POTENSI LIKUEFAKSI PADA CEKUNGAN AIRTANAH BANDUNG TERHADAP VARIASI GERAKAN TANAH BERSUMBER DARI SESAR LEMBANG

Seminar Thesis

Muhammad Fajri Nugroho Putra
22719302

Pembimbing: Dr. Lilik Eko Widodo dan Dr. Dasapta Erwin Irawan

Penelitian ini berfokus pada penentuan respons dinamik dan potensi likuefaksi yang terjadi pada endapan tanah (soil deposit) yang membentuk lapisan pembawa airtanah di Cekungan Airtanah (CAT) Bandung terhadap variasi gerakan tanah dengan intensitas berkisar antara 6.6-7.2 Mw dari Sesar Lembang yang merambat vertikal dari lapisan bantalan atau batuan dasar cekungan airtanah. Respon dinamis dari endapan tanah tanah dianggap sebagai model satu dimensi, karena perambatan gelombang geser vertikal pada lapisan pembawa airtnah yang dipengaruhi oleh kondisi atau sifat lapisan tanah setempat yang dianggap bersifat viskoelastik linier dengan redaman yang bervariasi. Sedangkan batuan dasar, dalam hal ini dianggap sebagai batas CAT, dianggap sebagai media elastis, di mana gelombang geser akibat gempa merambat. Beberapa lapisan pembawa airtanah membentuk sistem multi-akuifer di dalam CAT Bandung secara keseluruhan. Akuifer bebas berada di bagian paling atas dapat dianggap sebagai sistem aliran airtanah lokal, sedangkan akuifer semi-tertekan di bagian tengah sebagai sistem aliran airtanah menengah dan akuifer semi-tertekan di bagian bawah sebagai sistem aliran airtanah regional. Digunakan juga empat model lapisan tanah yang berada di dalam kawasan CAT Bandung yang terdiri dari Gedabage 1, Gedebage 2, Rancaekek dan Solokanjeruk. Simulasi respon dinamik dan potensi likuefaksi dilakukan menggunakan perangkat dari GeoMotions. Simulasi ini menggunakan data gerakan tanah yang memiliki parameter menyerupai Sesar Lembang. Dari beberapa hasil simulasi diketahui, bahwa gerakan tanah dengan intensitas mulai dari 6.8 Mw dapat menyebabkan likuefaksi pada lapisan pembawa airtanah di dekat batuan dasar. Gerakan tanah dalam kisaran 6.6-7.2 Mw dapat menyebabkan Peak Ground Acceleration (PGA) di permukaan tanah dalam kisaran 0.15-0.25 gal. Gempa dengan intensitas 6.6 Mw dan 7.2 Mw dapat menyebabkan likuefaksi pada empat model lapisan akuifer di CAT Bandung. Nilai dari PGA yang dihasilkan memiliki rentang 0.11-0.28 gal pada permukaan tanah dan pada batuan dasar sebesar 0.33-0.82 gal.

Kata kunci : ground motion, gempa Sesar Lembang, respons dinamik lapisan tanah, likuefaksi tanah.

This study focuses on determining the dynamic response and liquefaction potential that occurs in soil deposits that form the groundwater-bearing layer in the Bandung Groundwater Basin (GwB) to variations in ground motions with intensity ranging from 6.6-7.2 Mw from the Lembang Fault which propagates vertically from bearing layer or bedrock of groundwater basins. The dynamic response of soil deposition is considered as a one-dimensional model, because the vertical shear wave propagation in the groundwater bearing layer is influenced by the conditions or properties of the local soil layer which is considered to be linear viscoelastic with varying attenuation. While the bedrock, in this case considered as the GwB boundary, is considered as an elastic medium, in which shear waves due to earthquake propagate. Several groundwater-bearing layers form a multi-aquifer system within the entire Bandung GwB. The unconfined aquifer at the top can be considered as a local groundwater flow system, while the semi-confined aquifer in the middle as an intermediate groundwater flow system and the semi-confined aquifer at the bottom as a regional groundwater flow system. Four soil layers are also used in the Bandung CAT area, which are Gedabage 1, Gedebage 2, Rancaekek and Solokanjeruk. Simulation of dynamic response and liquefaction potential using a software from GeoMotions. This simulation uses ground motion data which has parameters similar to the Lembang Fault. From several simulation results, it is known that ground motion with an intensity ranging from 6.8 Mw can cause liquefaction in the groundwater-carrying layer near the bedrock. Ground motion in the range of 6.6-7.2 Mw can cause Peak Ground Acceleration (PGA) at ground level in the range of 0.15-0.25 gal. Earthquakes with an intensity of 6.6 Mw and 7.2 Mw can cause liquefaction in four models of aquifer layers in the Bandung CAT. The value of the resulting PGA has a range of 0.11-0.28 gal at the soil surface and 0.33-0.82 gal at bedrock.

Keywords : ground motion, Lembang Fault earthquake, dynamic response of soil layers, soil liquefaction

Dasapta Erwin Irawan

March 23, 2022
Tweet

More Decks by Dasapta Erwin Irawan

Other Decks in Science

Transcript

  1. POTENSI LIKUEFAKSI PADA CEKUNGAN AIRTANAH BANDUNG TERHADAP VARIASI GERAKAN TANAH

    BERSUMBER DARI SESAR LEMBANG Seminar Thesis Muhammad Fajri Nugroho Putra 22719302 Prodi Magister Teknik Air Tanah Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
  2. Pendahuluan • Gempa-gempa yang disebabkan oleh aktifitas sesar-sesar di sekitar

    cekungan Bandung memiliki frekuensi kejadian lebih besar bila dibandingkan dengan sumber gempa lain (Galih dkk, 2008). • Sesar Lembang hanya berjarak 10-15 km di utara Kota Bandung, Jawa Barat. Sesar Lembang merupakan sesar aktif dengan slip rate sekitar 6 mm/tahun (Meilano dkk, 2012); 1.5-3.45 mm/tahun (Daryono dkk, 2019). • Pada beberapa gempa terkini yang berasal dari Sesar Lembang pada umumnya sekitar 2.8-2.9 Mw (Nugraha dkk, 2019), dan dikhawatirkan akan terjadi gempa yang besar dari Sesar Lembang. Latar Belakang • Potensi gempa yang berasal dari Sesar Lembang dapat mencapai 6.6 Mw (Irsyam dkk, 2010) • Gempa dengan intensitas lebih dari 7.2 Mw memiliki kemungkinan tertinggi tejadinya LIKUEFAKSI (Widodo, 2021) • Berdasarkan mekanisme sesar geser, potensi PGA Sesar Lembang sekitar 0.26 gal (Handayani dkk, 2009). Model lapisan pembawa airtanah : • Model Batas Lapisan Airtanah Multi-akuifer pada CAT Bandung (Widodo, 2021) • Model Lapisan Tanah Kawasan Gedabage 1 (Desiani dan Rahardjo, 2017) • Model Lapisan Tanah Kawasan Gedebage 2 • Model Lapisan Tanah Kawasan Rancaekek • Model Lapisan Tanah Kawasan Solokanjeruk Tohari dkk (2015)
  3. Pendahuluan Tujuan Penelitian : • Menghitung potensi likuefaksi pada CAT

    Bandung terhadap gempa yang bersumber dari Sesar Lembang dengan variasi data gerakan tanah. • Menghitung potensi likuefaksi pada empat model lapisan tanah di CAT Bandung terhadap gempa yang bersumber dari Sesar Lembang dengan data gerakan tanah. Tujuan Penelitian dan Batasan Masalah Batasan Masalah : • Penelitian berada di kawasan CAT Bandung dengan sumber gempa berasal dari Sesar Lembang. • Perhitungan potensi likuefaksi pada CAT bandung pada intensitas gempa intensitas 6.6 Mw dan 7.2 Mw. • Mengetahui rentang intensitas gempa yang berpotensi untuk terjadinya likuefaksi pada CAT Bandung.
  4. Pendahuluan Pra–penelitian meliputi studi pustaka dan perumusan masalah. Studi Pustaka

    bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum derah penelitian dan memperoleh informasi dan juga data terkait dengan kondisi geologi, hidrogeologi, historis gempa dan juga data yang berasal dari penelitian terdahulu. Lokasi Penelitian - Metodologi Penelitian Pengumpulan data diharapkan mendapatkan gambaran mengenai historis kegempaan, kondisi geologi dan hidrogeologi di CAT Bandung. Data yang digunakan dalam pernelitian yaitu data sekunder. Hasil pengolahan data sekunder yaitu berupa kurva Peak Ground Acceleration, shear strain, shear stress, dan normalized pore water pressure. Analisis yang dilakukan yaitu mengetaui rentang intensitas gempa yang berpotensi terjadinya likuefaksi pada CAT Bandung di masing-masing data gerakan tanah. Terdapat juga hasil pengolahan pada empat model lapisan tanah di dalam CAT Bandung. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa alur tahapan yang saling berkaitan. Data diolah menggunakan perangkat dari GeoMotions. Pertama yang dilakukan yaitu perhitungan untuk model lapisan CAT Bandung. Selanjutnya yaitu melakukan pengolahan yang sama terhadap empat model lapisan tanah yang terdapat di dalam CAT Bandung. • Lokasi Penelitian berada di Cekungan Air Tanah Bandung, dengan elevasi berkisar 660 sampai 2750 meter di atas permukaan laut. • Model lapisan tanah yang digunakan yaitu model batas lapisan airtanah multi-akuifer pada CAT Bandung • Terdapat juga empat model lapisan tanah yang terdapat digunakan pada penelitian ini diantaranya yaitu: G e d e b a g e 1 , G e d e b a g e 2 , Rancaekek dan Solokanjeruk
  5. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Likuefaksi Likuefaksi terjadi ketika gempa

    meningkatkan tekanan air di tanah jenuh dan membuat partikel di tanah kehilangan kontak satu sama lain, membuat lapisan tanah, terutama lapisan tanah berpasir, menjadi seperti cairan. Jenis Bencana Gempa likuefaksi terdiri dari lateral displacement, subsidence dan sand blasting and watering. (Zhang, 2019) Gempabumi New Zealand, 22 February 2011 Gempabumi Palu, 28 September 2018 Preliminary liquefaction map of Christchurch from drive-through reconnaissance (Cubrinovski dkk, 2011) Citra Satelit Desa Petobo, Gempa Palu 2018 (BNPB update 3 oktober 2018 09.00 WIB)
  6. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Kondisi Geologi Cekungan Bandung –

    Kegempaan di CAT Bandung Peta Geologi Wilayah Cekungan Bandung (Hutasoit, 2009) Tabel Parameter Patahan di Pulau Jawa (Irsyam dkk, 2010) Potensi gempa yang berasal dari Sesar Lembang dapat 7.2 Mw (Widodo, 2021) Potensi PGA sekitar 0.26 gal (Handayani dkk, 2009) Tabel Zona Episenter dan Beberapa Parameter Kegempaan (Galih dkk, 2008) Frekuensi Kejadian Gempa
  7. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Ground Motion (Gempa) Tahu n

    Stasiun M (Mw) Mekanismes Sesar Rrup (km) Hector Mine 1999 Hector 7.13 Sesar Geser 11.66 Landers 1992 Joshua Tree 7.28 Sesar Geser 11.03 Landers 1992 Morongo Valley 7.28 Sesar Geser 17.36 Catatan : Rrup merupakan jarak pada permukaan dari sumber gempa (epicenter) Pacific Earthquake Engineering Research Center (PEER) Tabel PEER Data (2021) Pacific Earthquake Engineering Research Center (PEER) Pusat data gerakan tanah berbasis web yang menyediakan alat untuk mencari, memilih dan mengunduh data gerakan tanah. Data gerakan tanah diunduh dari N G A - W e s t 2 y a n g m e n c a k u p serangkaian data gerakan tanah yang tercatat dalam gempa bumi kerak dangkal di seluruh dunia dengan tektonik aktif. Data yang digunakan yaitu yang sesuai dengan karakteristik dari sumber Sesar Lembang. • Mekanisme Sesar Sesar Geser • Jarak Sumber Gempa 10 km • Intensitas Gempa 7 Mw https://ngawest2.berkeley.ed u/
  8. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian • Indeks plastisitas (PI) merupakan

    selisih antara nilai batas cair (LL) dan batas plastis (PL). Indeks plastisitas menunjukkan nilai keplastisitasan tanahnya. • Dengan demikian tanah lempung dengan PI yang sangat tinggi cenderung masih berperilaku elastik . (Purwanto, 2008) Plasticity Index dan Overconsolitaed Ratio pada Lempung • Tanah normally consolidated mempunyai nilai OCR = 1, dan tanah overconsolidated bila mempunyai OCR > 1. Dapat ditemui pula, tanah lempung mempunyai OCR < 1. • overconsolidated, dimana tekanan efektif overburden pada saat ini adalah lebih kecil dari tekanan yang pernah dialami oleh tanah itu sebelumnya. (Novianto dan Supiyono, 2012) Model Lapisan PI Keterangan Pembawa Airtanah CAT Bandung 48 Khairullah dkk, 2019 Gedebage 1 45-65 Tohari dkk, 2015 Gedebage 2 40-65 Rancaekek 35-50 Solokanjeruk 35-58
  9. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian GeoMotions http://www.geomotions.com/ SHAKE2000 untuk mengolah

    data gerakan tanah D-MOD untuk mengolah dan menampilkan respon dinamik dalam bentuk kurva • Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan GeoMotions, aplikasi perangkat lunak untuk rekayasa gempa tektonik. Input Output Process Data Gerakan Tanah (sudah di re-scaled) SHAKE2000 dan DMOD2000 Respon dinamis dalam bentuk kurva PGA, Shear Stress, Shear Strain, NPWP
  10. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian GeoMotions – SHAKE2000 Tampilan SHAKE

    2000 Material Lapisan Tanah Model Lapisan Tanah Data Gerakan Tanah Lapisan Sumber Gerakan Tanah Intensitas Gempa [ratio=(M- 1)/10]
  11. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian GeoMotions – DMOD2000 Tampilan DMOD2000

    PWP tanpa disipasi Diskripsi Model Lapisan Tanah Sumber Gerakan Tanah
  12. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Profil Lapisan Lapisa n Ketebala

    n Berat Jenis Vs (m) (kN/m3 ) (m/s ) Akuifer bebas (batupasir) 1 - 10 40 19.5 500 Akuitar (batulempung) 11 - 12 10 22 600 Akuifer semi- tertekan (batupasir) 13 - 20 40 19.5 500 Akuitar (batulempung) 21 - 22 10 22 600 Akuifer tertekan (batupasir) 23 - 37 80 19.5 500 Batuandasar (formasi cikapundung) 38 - … 24.52 2500 Cekungan Air Tanah Bandung Tabel Profil dan Parameter Pembawa Air Tanah Sistem aliran airtanah secara vertikal : sistem aliran airtanah Lokal, Menengah dan Regional Model Batas Lapisan Airtanah Multi-akuifer pada CAT Bandung (Widodo, 2021) Bourbie dkk (1986)
  13. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Model Lapisan Tanah Soil Profile

    1 wilayah Gedebage 1 (Desiani dan Rahardjo, 2017) Litologi Lapisa n Ketebalan (m) lempung lunak 1-22 32 batupasir 23-24 6 lempung sedang 25-28 8 lempung kaku 29-42 34 Soil Profile 1 wilayah Gedebage 1
  14. Tinjauan Pustaka dan Daerah Penelitian Model Lapisan Tanah Litologi Lapisa

    n Ketebalan (m) Lempung lunak - padat 1-18 32 batupasir medium 22-22 2.5 lempung medium- kaku 23-25 5.5 Soil Profile 2 wilayah Gedebage 2 Litologi Lapisa n Ketebalan (m) lempung lunak - padat 1-22 38 batupasir 23-24 5 lempung pasiran 25-52 55 breksi 52-… Soil Profile 3 wilayah Rancaekek Soil Profile wilayah Gedebage 2, Rancaekek dan Solokanjeruk (Tohari dkk, 2015) Litologi Lapisan Ketebalan (m) lempung lunak - medium 1-20 34.5 Batupasir sedang - kasar 21-24 11.5 lempung tipis padat 25- 2.5 batupasir padat 26-28 8.5 lempung medium-kaku 29-30 5 batupasir 31-33 8 breksi 34-… Soil Profile 4 wilayah Solokanjeruk
  15. Hasil dan Pembahasan Data Gerakan Tanah • Penskalaan ulang data

    gerakan tanah dilakukan untuk menyesuaikan dengan intensitas gempa pada referensi Penskalaan Ulang 7.2 Mw Penskalaan Ulang 6.6 Mw Sumber Gempa Mekanisme Sesar Lembang Persamaan PGA untuk Sesar
  16. Hasil dan Pembahasan Respon dinamis dari lapisan airtanah terhadap variasi

    dari data gerakan tanah didiskripsikan dalam bentuk kurva Variasi Data Gerakan Tanah A. Peak Ground Acceleration (PGA) (gal) B. Peak Normalized Shear Stress (NSSs) (Mpa) C. Peak Shear Strain (SSt) (%) D. Normalized Pore Water Pressure (NPWP)
  17. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 7.2 Mw (Hector 1999) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  18. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 7.2 Mw (Joshua Tree 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  19. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 7.2 Mw (Moronggo Valley 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  20. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 6.6 Mw (Hector 1999) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  21. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 6.6 Mw (Joshua Tree 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  22. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 6.6 Mw (Moronggo Valley 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  23. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 6.8 Mw (Hector 1999) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  24. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 5.5 Mw (Joshua Tree 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  25. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Respon Dinamis Gerakan

    Tanah Intensitas 6.2 Mw (Moronggo Valley 1992) Potensi Likuefaksi berdasarkan Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung
  26. Hasil dan Pembahasan Variasi Data Gerakan Tanah Potensi Likuefaksi berdasarkan

    Variasi Data Gerakan Tanah pada CAT Bandung Gerakan tanah intensitas 6.6-7.2 Mw menyebabkan PGA 0.15-0.25 gal di permukaan 0.35-0.60 gal di dekat batuan dasar • Kurva NSSs mencapai nilai maksimumnya pada akuifer semi-tertekan • L o n j a k a n SSt t e r j a d i a t a u berasosiasi dengan lapisan terbawah pada setiap akuifer • Lonjakan SSt diperkirakan terkait dengan lonjakan NPWP yang terjadi di dekat akuitar • Menurut Manga dan Wa n g (2015), regangan geser (shear strain) yang lebih besar dari 1% dapat menyebabkan deformasi permanen.
  27. Hasil dan Pembahasan Variasi Model Lapisan PGA (g) Waktu (s)

    Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.17 - 0.18 0.19-0.28 permukaa n 12.5 16.4 Lapisan 25 0.5 - 0.6 0.4-0.5 dasar 15.5 17.8 Lapisan 24 NPWP untuk Soil Profile 1 dengan Intensitas 6.6 Mw Soil Profile 1 – Gedebage 1 NPWP untuk Soil Profile 1 dengan Intensitas 7.2 Mw PGA (g) Waktu (s) Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.17-0.18 0.19-20 permukaa n 10.6 15.4 Lapisan 25 0.58-0.6 0.48-0.51 dasar 13.4 16.4 Lapisan 24
  28. Hasil dan Pembahasan Variasi Model Lapisan PGA (g) Waktu (s)

    Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.23 - 0.24 0.23-0.24 permukaa n 8.5 10.4 Lapisan 22 0.46- 5.0 0.46-5.0 dasar NPWP untuk Soil Profile 2 dengan Intensitas 6.6 Mw Soil Profile 2 – Gedebage 2 NPWP untuk Soil Profile 2 dengan Intensitas 7.2 Mw PGA (g) Waktu (s) Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.26-0.28 0.24-0.28 permukaa n 10.4 10.3 Lapisan 22 0.69-0.82 0.51-0.56 dasar
  29. Hasil dan Pembahasan Variasi Model Lapisan Soil Profile 3 –

    Rancaekek PGA (g) Waktu (s) Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.162 - 0.168 0.16-0.17 permukaa n 12.9 18.3 Lapisan 24 0.46 - 0.51 0.39-0.41 dasar 15.5 18.3 Lapisan 23 NPWP untuk Soil Profile 3 dengan Intensitas 6.6 Mw NPWP untuk Soil Profile 3 dengan Intensitas 7.2 Mw PGA (g) Waktu (s) Hector Morongo Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.167- 0.168 0.174- 0.175 permukaa n 11.0 16.4 Lapisan 24 0.5-0.6 0.39-0.47 dasar 12.9 16.4 Lapisan 23
  30. Hasil dan Pembahasan Variasi Model Lapisan Soil Profile 4 –

    Solokanjeruk NPWP untuk Soil Profile 4 dengan Intensitas 6.6 Mw PGA (g) Waktu (s) Hector Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.11 - 0.15 0.14-0.17 permukaa n 8.21 9.6 Lapisan 34 0.33 - 0.42 0.35-0.40 dasar 8.1 9.6 Lapisan 33 - 32.8 Lapisan 32 NPWP untuk Soil Profile 4 dengan Intensitas 7.2 Mw PGA (g) Waktu (s) Hector Morongo Valley Ket Hector Morongo Valley Ket 0.149-0.179 0.149-0.179 permukaa n 8.22 9.7 Lapisan 34 0.5-0.64 0.5-0.64 dasar 6.44 9.6 Lapisan 33 - 19.6 Lapisan 32 Lapisan
  31. Hasil dan Pembahasan Soil Profile PGA (g) Waktu (s) Hector

    Morong o Valley Ket Hector Morongo Valley Ket Gedebage 1 0.17 - 0.18 0.19-0.28 permukaa n 12.5 16.4 Lapisan 25 0.5 - 0.6 0.4-0.5 dasar 15.5 17.8 Lapisan 24 Gedebage 2 0.23 - 0.24 0.23-0.24 permukaa n 8.5 10.4 Lapisan 22 0.46- 5.0 0.46-5.0 dasar Rancaekek 0.162 - 0.168 0.16-0.17 permukaa n 12.9 18.3 Lapisan 24 0.46 - 0.51 0.39-0.41 dasar 15.5 18.3 Lapisan 23 Solokanjeru k 0.11 - 0.15 0.14-0.17 permukaa n 8.21 9.6 Lapisan 34 0.33 - 0.42 0.35-0.40 dasar 8.1 9.6 Lapisan 33 - 32.8 Lapisan 32 Variasi Model Lapisan Tabel Hasil Perhitungan PGA dan Likuefaksi Soil Profile PGA (g) Waktu (s) Hector Morongo Valley Ket Hector Morongo Valley Ket Gedebage 1 0.17-0.18 0.19-20 permukaa n 10.6 15.4 Lapisan 25 0.58-0.6 0.48-0.51 dasar 13.4 16.4 Lapisan 24 Gedebage 2 0.26-0.28 0.24-0.28 permukaa n 10.4 10.3 Lapisan 22 0.69-0.82 0.51-0.56 dasar Rancaekek 0.167-0.168 0.174-0.175 permukaa n 11.0 16.4 Lapisan 24 0.5-0.6 0.39-0.47 dasar 12.9 16.4 Lapisan 23 Solokanjeruk 0.149-0.179 0.149-0.179 permukaa n 8.22 9.7 Lapisan 34 0.5-0.64 0.5-0.64 dasar 6.44 9.6 Lapisan 33 - 19.6 Lapisan 32 8.18 - Lapisan 28 Gerakan tanah intensitas 6.6 dan 7.2 Mw menyebabkan PGA 0.11-0.28 gal di permukaan 0.33-0.82 gal di dekat batuan dasar Secara umum dapat disimpulkan bahwa eksitasi gerakan tanah dari batuan dasar melemah saat melewati endapan aluvial/tanah ke permukaan tanah Intensitas Gempa 6.6 Mw Intensitas Gempa 7.2 Mw
  32. Kesimpulan dan Saran • Gerakan tanah dengan intensitas gempa mulai

    dari 6.8 Mw dapat menyebabkan likuefaksi pada lapisan pembawa airtanah CAT Bandung di dekat batuan dasar. • Gerakan tanah dengan intensitas 6.6 dan 7.2 Mw dapat menyebabkan likuefaksi di lapisan akuifer pada empat model lapisan tanah di CAT Bandung. • Intensitas gempa mempengaruihi waktu terjadinya likuefaksi, dimana semakin besar intensitas gempa, maka waktu terjadinya likuefaksi akan semakin cepat. • Lapisan akuifer yang mengalami likuefaksi pada CAT Bandung memiliki respon shear strain lebih dari 1%, sehingga dapat mengakibatkan deformasi permanen pada lapisan pembawa airtanah. • Menggunakan data gerakan tanah hasil dari pengukuran di kawasan CAT Bandung. • Mengevaluasi kemungkinan terjadinya groundwater expulsion seperti yang terjadi di Palu 2018. Kesimpulan Saran