Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

Dari Krisis Moneter ke Krisis Total

Dari Krisis Moneter ke Krisis Total

2 November 2004 Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Universitas Darma Persada FE3130

More Decks by Universitas Darma Persada 2015-2018

Other Decks in Education

Transcript

  1. Dari Krisis Moneter ke Krisis Total
    Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
    Universitas Darma Persada FE3130
    2 November 2004
    Drs. H. Dadang Solihin, MA

    View Slide

  2. dadang-solihin.blogspot.com 2

    View Slide

  3. dadang-solihin.blogspot.com 3
     Dadang holds a MA degree (Economics), University of
    Colorado, USA. His previous post is Head, Center for
    Research Data and Information at DPD Secretariat
    General as well as Deputy Director for Information of
    Spatial Planning and Land Use Management at
    Indonesian National Development Planning Agency
    (Bappenas).
     Beside working as Assistant Professor at Graduate
    School of Asia-Pacific Studies, Waseda University, Tokyo,
    Japan, he also active as Associate Professor at University
    of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
     He got various training around the globe, included the
    Training Seminar on Land Use and Management, Taiwan
    (2004); Developing Multimedia Applications for Managers,
    Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy
    Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local
    Government Administration Training Course, Hiroshima,
    Japan (2001); and Regional Development and Planning
    Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published
    more than five books regarding local autonomous.
     You can reach Dadang Solihin by email at
    [email protected] or by his mobile at +62812 932
    2202

    View Slide

  4. Materi
     Mengapa Terjadi Krisis?
     Proses Terjadinya Krisis
     Krisis Total
     Kronologis Krisis
     Pelajaran (Awal) dari Krisis
    4
    dadang-solihin.blogspot.com

    View Slide

  5. Perkin www.dadangsolihin.com 5
    Mengapa Terjadi Krisis?
     Selama dekade sebelum krisis, Ekonomi
    Indonesia bertumbuh sangat pesat.
    Pendapatan per kapita meningkat menjadi 2x
    lipat antara 1990 dan 1997.
     Perkembangan ini didukung oleh suatu
    kebijakan moneter yang stabil, dengan tingkat
    inflasi dan bunga yang rendah, dengan tingkat
    perkembangan nilai tukar mata uang yang
    terkendali rendah, dengan APBN yang
    berimbang, kebijakan Ekspor yang
    terdiversifikasi (tidak saja tergantung pada
    Migas), dengan kebijakan Neraca Modal yang
    liberal, baik bagi modal yang masuk maupun
    yang keluar.

    View Slide

  6. Perkin www.dadangsolihin.com 6
     Kesuksesan ini menimbulkan di satu pihak
    suatu optimisme yang luar biasa dan di lain
    pihak keteledoran yang tidak tanggung-
    tanggung.
     Suatu optimisme yang mendorong kebijakan-
    kebijakan ekonomi dan tingkat laku para
    pelaku ekonomi dalam dan luar negeri,
    sepertinya lepas kendali.
     Kesuksesan Pembangunan Ekonomi
    Indonesia demikian memukau para kreditor
    luar negeri yang menyediakan kredit tanpa
    batas dan juga tanpa meneliti proyek-proyek
    yang diberi kredit itu. Keteledoran ini juga
    terjadi dalam negeri.

    View Slide

  7. Perkin www.dadangsolihin.com 7
     Kegiatan-kegiatan ekonomi dan para
    pelakunya berlangsung tanpa
    pengawasan dan tidak dilihat “cost
    benefit” secara cermat.
     Kredit jangka pendek diinvestasikan ke
    dalam proyek-proyek jangka panjang.
     Didorong oleh optimisme dan
    keteledoran ini ekonomi didorong
    bertumbuh diatas kemampuannya
    sendiri (“bubble economics”), sehingga
    waktu datang tekanan-tekanan moneter,
    Pertumbuhan itu ambruk!

    View Slide

  8. Perkin www.dadangsolihin.com 8
    Proses Terjadinya Krisis
     Didahului oleh suatu euphoria adanya pertumbuhan
    yang tinggi dalam kurun waktu yang lama yang
    digambarkan sebagai economic miracle
     Timbul perkembangan yang menampakkan tanda-
    tanda adanya bubbles seperti ekspansi real estates
    yang kelewat besar dan pertumbuhan pasar saham
    yang luar biasa bersamaan dengan masuknya dana
    luar negeri berjangka pendek secara berlebihan).
     Dalam keadaan tersebut kemudian timbul gejolak
    yang menyebabkan suatu distress dan melalui
    dampak penularan yang sistemik (contagion effects)
    menjadi crisis.
     Krisis tersebut semula terjadi di sektor keuangan-
    perbankan, kemudian melebar menjadi krisis
    ekonomi yang secara sistemik melebar menjadi krisis
    sosial, politik dan akhimya krisis kepemimpinan
    nasional.

    View Slide

  9. Perkin www.dadangsolihin.com 9
    Krisis Total
     World Economic Outlook melaporkan
    bahwa krisis moneter tsb dengan cepat
    menjalar menjadi berbagai jenis krisis,
    seperti currency crisis, banking crisis,
    sistemic financial crisis dan foreign debt
    crisis.

    View Slide

  10. Perkin www.dadangsolihin.com 10
    Kronologis Krisis
    1. Tertekannya nilai tukar rupiah setelah terjadi hal
    yang serupa terhadap baht Thailand yang diikuti
    dengan pengambangan baht tanggal 2 Juli 1997
    dan peso Pilipina 11 Juli 1997.
    2. Dilakukan pelebaran kurs intervensi rupiah dari 8%
    menjadi 12% pada 11 Juli 1997, setelah dilakukan
    pelebaran sebanyak enam kali sejak 1994.
    3. Dilakukan penghapusan rentang kurs intervensi
    atau pengambangbebasan rupiah pada tanggal 14
    Agustus 1998.

    View Slide

  11. Perkin www.dadangsolihin.com 11
    4. dilakukan intervensi dalam pasar valas
    menghadapi tekanan yang timbul baik setelah
    pelebaran kurs intervensi maupun setelah 14
    Agustus 1997. Hal ini diikuti dengan langkah-
    langkah yang biasa dilakukan untuk
    mempertahankan kurs dengan intervensi, yaitu
    pengetatan likuiditas melalui kebijakan moneter
    dan fiskal dengan berbagai bentuknya (penundaan
    pengeluaran anggaran, peningkatan suku bunga
    SBI dan pengubahan deposito milik BUMN ke
    dalam SBI).
    5. langkah -langkah kebijakan makro dan sektoral 3
    September 1997, suatu "self imposed IMF program
    "
    6. keputusan untuk meminta bantuan IMF awal
    Oktober 1997.

    View Slide

  12. Perkin www.dadangsolihin.com 12
    7. perundingan dengan IMF yang menghasilkan 'letter
    of intent' pertama, 31 Oktober 1997, dari
    precautionary menjadi standby arrangement.
    Program yang akan diimplementasikan meliputi
    kebijakan pengendalian moneter dan nilai tukar,
    langkah-langkah fiskal, restrukturisasi sektor
    keuangan dan restrukturisasi sektor riil.
    8. kebijakan pencabutan ijin usaha 16 bank dan
    implikasinya.
    9. pencairan pinjaman tahap pertama $3 milyar dari
    pinjaman IMF $10 milyar sebagai bagian dari paket
    $43 milyar. Intervensi pasar valas bersama Jepang
    dan Singapore yang berhasil, kemudian
    implementasi program dengan dukungan IMF yang
    kurang lancar (masalah tuntutan terhadap
    Gubernur BI dan Menkeu di PTUN, ketidakjelasan
    pelaksanaan penghapusan monopoli dan
    penundaan proyek-proyek serta pelaksanaan
    kebijakan moneter yang seret) dan reaksi pasar
    yang negatif

    View Slide

  13. Perkin www.dadangsolihin.com 13
    10. proses terjadinya 'letter of intent' kedua, 15 Januari
    1998, didahului dengan desakan G7.
    11. reaksi pasar terhadap kemungkinan pencalonan
    Habibie sebagai Wapres.
    12. pelaksanaan restrukturisasi perbankan dengan
    pemberian garansi terhadap semua deposito, giro,
    tabungan dan pinjaman perbankan serta pendirian
    BPPN.
    13. heboh CBS, usulan Steve Henke, dan implikasi
    yang ditimbulkan.
    14. keputusan BPPN membekukan 7 bank serta
    melaksanakan pengawasan intensif terhadap 7
    bank lain.

    View Slide

  14. Perkin www.dadangsolihin.com 14
    15. perundingan Pemerintah dengan IMF yang
    menghasilkan "Memorandum Tambahan tentang
    Kebijaksanaan Ekonomi dan Keuangan", yang
    ditanda tangani Menko Ekuin pada tanggal 9 April
    1998.
    16. pencairan pinjaman tahap ke dua sebesar $1
    milyar.
    17. penyelesaian pinjaman swasta dengan berbagai
    perundingan di Tokyo, New York dan Frankfurt
    18. Pengumuman Kabinet Reformasi dan pemberian
    status independen ke pada Bank Indonesia setelah
    pergantian Presiden dari Soeharto ke Habibie.

    View Slide

  15. Perkin www.dadangsolihin.com 15
    Pelajaran (Awal) dari Krisis
     The sooner the better. Karena cepatnya
    perkembangan dan sifatnya yang menular
    (contagious), maka semakin tertunda
    penanganannya, semakin besar pula masalahnya,
    demikian pula biaya atau korban yang timbul dari
    upaya penyelesaiannya.
     The problems are always worse than expected. Ini
    berlaku bagi otorita yang bertanggung jawab
    menangani maupun dunia usaha ataupun pakar yang
    menggampangkan masalahnya dengan
    mengusulkan jalan keluar yang tidak operasional.

    View Slide

  16. Perkin www.dadangsolihin.com 16
     Dalam penanganan terhadap krisis ekonomi maupun
    masalah politik, Soeharto kurang memahami
    pelajaran ini, artinya pada dasarnya tidak bersedia
    menerima pernilaian yang akurat, karena kenyataan
    yang tidak enak. Atau terlambat menerima
    kenyataan, dan masalahnya telah menjadi sangat
    besar.
     Upaya penyelesaiannya tidak memadai, too little and
    too late, dan terlalu menganggap enteng masalah.
     Kalau masalah yang dihadapi memang kompleks dan
    rumit, cara menjelaskan yang disederhanakan
    memang menolong kita untuk menunjukkan arah
    penyelesaiannya. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa
    masalahnya kemudian berubah menjadi sederhana
    atau gampang, jalan keluar yang efektif juga tidak
    sederhana.
     Karena tidak tanggap terhadap pelajaran ini, maka
    konsekuensinya yang pahit harus diterima.

    View Slide

  17. Perkin www.dadangsolihin.com 17
     Menghadapi ekonomi pasar yang semakin
    bebas dan terbuka secara global kedua
    pelajaran tersebut harus diperhatikan.
     Perkembangan menunjukkan bahwa
    kehidupan sosial politik yang semula serba
    bisa diatur telah mengalami perubahan yang
    menampakkan sifat serupa ekonomi pasar
    yang menuntut pimpinan nasional tanggap
    terhadap kedua hal di atas, atau menerima
    konsekuensinya kalau meremehkannya.
     Siapapun presiden-nya akan mengalami
    nasib serupa, kalau tidak mau belajar dari
    pengalaman ini.

    View Slide

  18. View Slide

  19. Perkin www.dadangsolihin.com 19

    View Slide

  20. Perkin www.dadangsolihin.com 20
    Terima Kasih

    View Slide