10 Desember 2018 Darma Persada Daigaku de no saigo no shunkan
SAAT-SAAT TERAKHIR DI
UNSADA
Darma Persada Daigaku de no
saigo no shunkan
UNIVERSITAS
DARMA PERSADA
1
SAAT-SAAT TERAKHIR DI UNSADA
Darma Persada Daigaku de no saigo no shunkan
DAFTAR ISI
Tentang Rektor Unsada ………………………………………………………………………………………………. 2
1. Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………… 3
2. Wejangan Prof. Ginandjar Kartasasmita ……………………………………………………………….. 5
3. Perjalanan dari Bappenas ke Jl. Daksa …………………………………………………………………… 7
4. Seleksi Calon Rektor Unsada …………………………………………………………………………………. 8
5. Pencopotan Spanduk oleh Pandapa ……………………………………………………………………… 10
6. Pelantikan Rektor Unsada …………………………………………………………………………………….. 11
7. Perumusan SWOT Unsada ……………………………………………………………………………………. 13
8. Ditelepon Menteri PPN/Bappenas ………………………………………………………………………… 16
9. ………………………………….. 17
10. Presentasi di Depan PM Fukuda ………………………………………………………………………….. 19
11. Review Tim Tiga …………………………………………………………………………………………………… 20
12. Menjelang Kedatangan Fukuda ……………………………………………………………………………. 23
13. Wisuda ke 28 tahun 2018 …………………………………………………………………………………….. 25
14. Kerjasama Unsada dengan Universitas India ………………………………………………………… 27
15. Rektor Dipanggil Dai Senpai …………………………………………………………………………………. 28
16. Sertijab Rektor yang Dipaksakan ………………………………………………………………………….. 30
17. Ramalan Masa Depan Unsada ……………………………………………………………………………… 32
18. Wajah Tim Tiga …………………………………………………………………………………………………….. 34
19. Wajah YMS …………………………………………………………………………………………………………… 35
20. Wajah PERSADA …………………………………………………………………………………………………… 36
21. Some Screenshots ………………………………………………………………………………………………… 37
Antara Omong Kosong, Membual dan Kebohongan Publik
2
Tentang Rektor Unsada
Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran
dan MA in Economics dari University of Colorado at
Denver, USA ini adalah Rektor Universitas Darma Persada
(Unsada) Jakarta masa bakti 2015-2018. Dia adalah
seorang Associate Professor/Lektor Kepala TMT 1 Oktober
2004.
Di masa kepemimpinannya, Unsada mencatatkan prestasi
yang gemilang. Di antaranya adalah peringkat Unsada di
antara PTN dan PTS seluruh Indonesia melonjak drastis dari
366 (2015) menjadi 109 (2016), klaster penelitian melonjak
dari Klaster Madya (2015) menjadi Klaster Utama (2016),
intake mahasiswa baru yang melonjak drastis pada tahun
pertama menjadi Rektor 1.100 (2015) menjadi 1.500
(2016), 1.517 (2017), dan 1.707 (2018).
Saldo Bank meningkat dari Rp 5 M (2015) menjadi Rp. 40
M (2018), dimana jumlah utang adalah nol. Peningkatan
saldo bersih yang melonjak 800% tersebut murni
pemasukan dari mahasiswa setelah anggaran Unsada
digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan
membiayai program-program Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pengalamannya yang berkaitan dengan Jepang di
antaranya adalah ketika mendapatkan beasiswa dari JICA
untuk mengikuti Regional Development and Planning
Training Course di Sapporo pada 1999, Local Government
Administration Training Course di Hiroshima pada 2001, menjadi Assistant Professor di Graduate
School of Asia and Pacific Studies Waseda University selama Winter Term 2004, 2005, 2006, dan
2007,dan National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Tokyo selama Winter Term 2012
mendampingi Prof. Ginandjar Kartasasmita, memaparkan the Master Plan for Unsada
Development di depan Prof. Ginandjar Kartasmita dan PM Fukuda di Tokyo pada Maret 2016,
serta menjadi pembicara di Tokyo pada December 2016 dalam rangka ulang tahun ke 70
Association of Private Universities of Japan (APUJ).
Selama 30 tahun berkarir di Bappenas sejak awal 1988, Dadang Solihin pernah menjadi Direktur
selama 7 tahun lebih. Sarjana Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini sudah menghasilkan beberapa
buku tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Perencanaan Pembangunan Daerah,
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan, dll.
Dadang Solihin adalah peserta terbaik Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIX tahun 2010
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Jakarta dan peserta terbaik Program Pendidikan Reguler
Angkatan (PPRA) XLIX tahun 2013 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. Ia dinyatakan
lulus Dengan Pujian serta dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.
Sejak 2015 ia dipercaya menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi
Perguruan Tingggi Swasta (APTISI), dan sejak 2016 ia menduduki posisi sebagai salah satu Ketua
Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI).
Karya-karyanya tersebar di berbagai media terutama di media on-line. Untuk kontak silahkan
email [email protected], web http://dadang-solihin.blogspot.co.id
3
1 Pendahuluan
Tulisan ini akan memaparkan secara kronologis suatu proses pertumbuhan Perguruan Tinggi
Swasta Universitas Darma Persada yang dalam jangka pendek ternyata bisa dipacu untuk
melejit mengangkasa, namun dalam perjalanannya justru dihalang-halangi untuk maju dan
mendapat hambatan yang keras dari yayasan sebagai badan penyelenggaranya, sehingga
dikhawatirkan akan jatuh tersungkur berkeping-keping.
Sebagai PNS yang telah mengabdi
sejak awal 1988 di Kementerian
PPN/Bappenas, dengan golongan
ruang kepangkatan Pembina Utama
Madya (IV.d) dan memiliki Jabatan
Akademik Lektor Kepala sejak 1
Oktober 2004, tawaran untuk
memimpin dan mengelola sebuah
PTS di Jakarta Timur ini adalah
pilihan yang sulit tapi mudah.
Sulit karena pertimbangkan karier
yang sudah dibina selama 30 tahun
sebagai birokrat memerlukan
perenungan lagi untuk mengambil
pilihan ini. Mudah karena latar
belakang sebagai dosen akan sangat membantu pelaksanaan tugas yang akan dihadapi.
Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirohim saya terima tantangan sebagai Rektor
Unsada dan segera mengurus kepindahan saya dari PNS Bappenas ke PNS Kemristekdikti.
Namun sampai detik terakhir saya bertugas di Unsada, Surat Lolos Butuh dari Kemristekdikti
tidak pernah keluar. Sehingga status saya tetap sebagai PNS Bappenas.
Menurut hemat saya, mengembangkan Unsada yang berkualitas di era 4.0 dengan
menggabungkan budaya Jepang dan nilai-nilai wawasan kebangsaan Indonesia adalah tugas
yang menantang, tetapi dapat memberikan keunggulan kompetitif yang unik. Untuk itu saya
akan melakukan langkah-langkah strategis sebagai berikut:
1. Perkuat visi dan misi yang sudah ada dengan menggabungkan elemen budaya Jepang dan
nilai-nilai wawasan kebangsaan Indonesia. Fokus pada konsep harmoni, inovasi, kualitas,
dan integritas.
2. Rancang kurikulum yang mencakup aspek-aspek pendidikan sesuai UU tentang
Pendidikan Tinggi dan pengembangan teknologi serta inovasi yang merupakan ciri khas
budaya Jepang. Ini dapat mencakup mata kuliah seperti monozukuri, teknologi terkini,
kecerdasan buatan (AI), atau robotika.
3. Dukung program pelatihan interkultural bagi mahasiswa dan dosen untuk memahami dan
menghormati kedua budaya. Ini akan memperkaya pengalaman belajar dan pengajaran di
Unsada.
8 Agustus 2015 Rektor Unsada di sela-sela kesibukannya
membangun dan menata kampus menyempatkan diri
untuk menyiram tanaman di depan ruang kerjanya
4
4. Jalin kemitraan Unsada dengan perguruan tinggi di Jepang untuk pertukaran mahasiswa,
dosen, dan penelitian bersama. Ini dapat membantu memperluas wawasan dan
pengalaman mahasiswa.
5. Desain lingkungan Unsada dengan elemen-elemen yang mencerminkan kedua budaya.
Misalnya, ruang tatami Jepang dan ruang diskusi budaya Indonesia.
6. Berikan pelatihan dalam keterampilan soft skills seperti komunikasi lintas budaya,
kolaborasi, dan kepemimpinan yang menggabungkan nilai-nilai dari kedua budaya.
7. Unsada harus memiliki kebijakan kepemimpinan yang inklusif dan beragam untuk
mencerminkan nilai-nilai kesetaraan dari budaya Indonesia.
8. Selenggarakan berbagai acara dan kegiatan yang mempromosikan budaya Jepang dan
Indonesia. Ini dapat mencakup pameran seni, festival makanan, atau pelatihan bahasa.
9. Dorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan wirausaha yang dapat
menciptakan peluang bisnis dengan memanfaatkan teknologi terkini, seperti e-commerce
dan startup teknologi.
10. Ajarkan mahasiswa tentang nilai-nilai lingkungan dari kedua budaya, termasuk praktik
berkelanjutan dan kesadaran lingkungan.
11. Bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi yang menghargai keterampilan dan
budaya yang diajarkan di Unsada untuk memberikan kesempatan magang dan pekerjaan
setelah lulus.
12. Terus lakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan Unsada mencapai
tujuan dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dengan budaya yang
menggabungkan unsur-unsur dari kedua budaya.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan komitmen yang kuat untuk memadukan nilai-nilai
budaya Jepang dan Indonesia, saya berkeyakinan Unsada dapat menciptakan lingkungan
pendidikan yang unik dan berkualitas di era 4.0 yang menghormati kedua budaya dan
mempersiapkan mahasiswa untuk masa depan yang penuh tantangan ini.
Dalam implementasinya di Unsada, pemikiran ini sulit untuk diterapkan karena secara
operasional sering terjadi benturan dengan yayasan. Yayasan merasa sebagai pemilik, berhak
mencampuri urusan operasional, sampai pada masalah-masalah pengaturan ruangan, posisi
ruangan, proses seleksi dosen, dll. Saya merasa yayasan terlalu jauh mengintervensi
pelaksanaan operasional universitas. Setiap saat para Warek, Dekan, jajaran, dan dosen
dipanggil yayasan untuk ditanya berbagai hal dan diberi instruksi harus begini dan begitu. Hal
ini menyebabkan kepemimpinan Rektor menjadi tidak efektif. Yayasan terkesan tidak
memiliki trust terhadap manajemen PTS, apalagi kalau berurusan dengan proyek, dana dan
pengadaan barang.
Karena karena tingkah polah Yayasan yang terlalu kuat mendominasi, universitas juga
mencurigai yayasan. Hal ini diperparah dengan adanya permintaan dana yang tidak
transparan dan sulit dipertangungjawabkan, komunikasi yang yang semakin memburuk, serta
pelanggaran hak dan wewenang pekerjaan membuat lingkup dan koridor wewenang semakin
tidak jelas. Kondisi inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab terjadinya perpecahan.
Apakah perpecahan ini akan mengakibatkan Unsada semakin baik atau malah sebaliknya
menjadi hancur? Kita lihat saja, waktu jualah yang akan membuktikan.
5
2 Wejangan Prof. Ginandjar Kartasasmita
Saya mengenal beliau ketika pada tahun 1993 beliau ditunjuk oleh Presiden Soeharto menjadi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Pada saat itu saya sudah
lima tahun menjadi staf Bappenas. Setelah saya menyelesaikan program S2 di University of
Colorado at Denver di awal 1997, pada tahun 2001 Pak Ginandjar meminta saya untuk
menjadi Sekretaris pada LSM yang beliau dirikan bersama Pak Muslimin Nasution, yaitu
Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.
Mulai saat itu, saya selalu diminta bantuan
beliau untuk terlibat dalam berbagai kegiatan,
termasuk menjadi asisten beliau di beberapa
perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar
negeri. Saya menjadi asisten beliau ketika
memberikan mata kuliah Governance and
Economic Crisis pada program Graduate School
of Asia Pacific Studies (GSAPS) Waseda
University Tokyo Winter Term 2004, 2005, 2006,
dan 2007. Kemudian dilanjutkan tahun 2012
pada program pasca sarjana untuk mata kuliah
Critical Decisions and Actions of National Leaders di National Graduate Institute for Policy
Studies (GRIPS) di Tokyo Jepang.
Pada tanggal 18 Februari 2013, saya mendapat kiriman Buku yang berjudul Managing
Indonesia’s Transformation, yang merupakan buku penuturan jejak sejarah beliau di
pemerintahan yang disampaikan kepada tim penulis yang diketuai oleh Prof. Takashi Shiraishi.
Pada bagian akhir dari buku tersebut, Prof Ginandjar memberikan pesan kepada kita semua
sebagai generasi penerus delapan point penting sebagai berikut.
Kesatu, anda harus berkomitmen pada pekerjaan Anda, pada tanggung jawab Anda, pada
prinsip Anda apapun itu. Artinya sebagai pemimpin Anda diharapkan untuk tetap bertahan
pada —bukan menyimpang dari— arah yang telah ditentukan dan disepakati secara umum.
Namun tidak berarti Anda tidak dapat mengambil jalan lain jika diharuskan, namun jangan
jadi hilang arah dari tujuan. Anda diharapkan untuk memimpin dengan memberi contoh,
tetap konsisten dan berani dalam menghadapi beragam situasi.
Kedua, jangan enggan mengambil risiko. Bahkan, di balik setiap pencapaian, risiko selalu ada.
Tugas pemimpin adalah "memperhitungkan risiko" yang menentukan kesuksesan dan
kegagalan. Bermain aman bukanlah karakter pemimpin yang baik.
Ketiga, lakukanlah yang terbaik yang dapat Anda lakukan. Jangan mau menjadi kedua terbaik
jika Anda bisa mencapai lebih. Jangan menyisakan upaya untuk mencapai hasil terbaik. Selalu
cari yang terbaik. Namun bersiap juga untuk mencapai kegagalan dengan anggun. Jangan
sampai kekurangan tidur hanya karena kegagalan atau kemunduran. Jangan menyalahkan
orang lain atas kegagalan Anda. Kegagalan hari ini dapat menjadi hikmah di esok hari.
6
Keempat, selalu jujur pada diri Anda sendiri. Anda dapat mengelabui orang lain namun tidak
diri sendiri. Sekali Anda telah berbohong pada diri Anda. Anda secara tidak sadar telah
menurunkan harga diri Anda, yang berpengaruh pada rasa percaya diri Anda. Saat Anda
melakukannya terlalu sering, itu menjadi sifat Anda, hasilnya Anda menjadikan sifat curang,
atau berbohong, sebagai kebiasaan atau sifat alami kedua Anda. Anda jadi mudah
mencurangi, berbohong, ingkar janji, dan akhirnya mengambil dari orang lain yang bukan
milik Anda. Akibatnya mencuri dan korupsi dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pada
awalnya, Anda berusaha meyakinkan diri sendiri dengan pembenaran diri. Pada akhirnya, itu
menjadi kebiasaan, jadi bagian dari Anda dan Anda tidak perlu pembenaran lagi. Saat itulah
Anda kehilangan jati diri.
Kelima, selalu dengarkan “kata hati" atau hati nurani Anda. Saat ada keputusan yang sulit
dibuat, jalankan sebaik mungkin yang dapat dilakukan. Jika Anda menghadapi tantangan yang
sulit dan Anda harus menyimpang dari kata hati Anda, Anda harus meyakinkan diri bahwa ini
adalah pengecualian dan bukan kebiasaan. Bahwa Anda tidak memiliki pilihan lain karena,
misalnya, banyak hidup yang bergantung padanya atau kepentingan publik mengharuskan
Anda melakukannya. Tapi jangan biarkan itu mengubah persepsi Anda mengenai benar dan
salah.
Keenam, jangan menjadi budak ambisi atau kepentingan pribadi Anda. Setiap manusia
memiliki kepentingan pribadi, dan ambisi adalah sebuah dorongan, sumber motivasi dan
kerja keras. Tapi jangan menjadi terbelenggu olehnya. Jangan menghalalkan segala cara demi
hasil akhir; atau Anda menjadi oprtunis olehnya. Ingat, oportunisme hanya dapat
memberikan Anda keuntungan jangka pendek; dalam jangka panjang, itu akan merugikan
anda.
Ketujuh, peganglah kata-kata Anda, janji Anda, jangan mengkhianati kepercayaan. Ini sangat
penting karena hubungan Anda dengan orang lain bergantung pada kepercayaan. Orang-
orang yang saya hindari adalah yang tidak dapat dipercaya. Saya bisa menerima orang yang
tidak terlalu pandai, mungkin “bohong putih", tapi tidak terhadap ketidakjujuran atau orang
yang dengan mudah ingkar janji. Adillah pada orang lain jika Anda ingin orang lain adil pada
Anda.
Kedelapan, yang terakhir namun bukan yang paling tidak penting, kesetiaan sangatlah
penting untuk hidup yang memuaskan -kesetiaan pada negara, keluarga, teman, atasan atau
bawahan, korps, dan komunitas Anda. Kesetiaan menghasilkan hubungan yang kuat,
menginspirasi kepercayaan dan solidaritas, sehingga memperkuat kesatuan (team work)
dengan orang-orang yang bekerja dengan Anda. Namun kesetiaan tidak sama dengan
menyenangkan orang lain untuk mendapat keuntungan, atau hanya untuk menerima
pengakuan dari orang yang Anda layani atau mengharapkan balasan. Kesetiaan tidak berarti
Anda boleh mengorbankan kebaikan yang lebih besar atau kepentingan publik hanya karena
Anda ingin menjaga hubungan pribadi. Kesetiaan membedakan orang yang terhormat dari
orang biasa. Di Jepang, itu adalah nilai tertinggi, semangat inti dari bushido. Di Indonesia kita
dapat menyebutnya semangat atau jiwa kesatria.
7
3 Perjalanan dari Bappenas ke Jl. Daksa
Pada tanggal 29 Mei 2015 Prof. Ginandjar Kartasasmita menjadi pembicara kunci pada
seminar tentang Dikotomi Perencanaan dan Penganggaran di Gedung Bappenas RI. Setelah
acara ini selesai, saya diajak Prof. Ginandjar untuk menemani beliau berdiskusi di dalam
mobilnya sepanjang perjalanan dari Bappenas sampai kediaman beliau di Kebayoran Baru.
Prof. Ginandjar meminta saya untuk membantu membangun Unsada dan menawarkan
jabatan Rektor, tetapi harus mengikuti dulu proses seleksi open bidding yang dilakukan oleh
Yayasan Melati Sakura. Saya mendapat informasi bahwa peserta open bidding tersebut
adalah 6 orang termasuk saya.
Tawaran atau lebih tepatnya tugas dari Prof GK tersebut tidak segera saya iyakan, mengingat
saya adalah Aparatur Sipil Negara yang memiliki aturan yang jelas tentang perjalanan
kariernya.
Saya mengenal Unsada sudah cukup lama, yaitu ketika memberikan Kuliah Perdana
Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi Tahun Akademik 2004-2005 pada 21 September 2004
(https://speakerdeck.com/unsada/unsada-001-peran-perguruan-tinggi-dalam-era-global).
Pada saat pangkat akademik saya masih Lektor. Dan pada 1 Oktober 2004 pangkat akademik
saya sudah naik menjadi Lektor Kepala.
Di samping itu, lokasi kampus Unsada cuma beberapa ratus meter dari rumah saya, sehingga
tawaran ini menjadi menarik.
29 Mei 2015 Prof. Ginandjar Kartasasmita menjadi pembicara kunci pada seminar
tentang Dikotomi Perencanaan dan Penganggaran di Gedung Bappenas RI
8
4 Seleksi Calon Rektor Unsada
Pada tanggal 19 Juni 2015 saya mengikuti tahap pertama Seleksi Calon Rektor Universitas
Darma Persada di R Sasana Wiyata Unsada-Jakarta. Tim seleksi adalah pengurus Yayasan
Melati Sakura, yaitu John Suraputra, Gunarijah Kartasasmita, Doddy Supardi, Ismadji, Husni
Banjar, Mandoko dan Sugeng Subroto yang dibantu oleh Teguh Budiono dan Hidekie
Amangku.
Pada saat itu saya memaparkan bahwa PTS merupakan institusi pendidikan tinggi milik
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan: 1) Mandat akademik
yang diberikan pemerintah, dan 2) Pendelegasian wewenang pengelolaan sumber daya dari
Yayasan. Untuk melaksanakan pendidikan yang bermutu dan manajemen yang akuntabel
perlu pengaturan tata kelola (governance) PTS yang baik dan benar (Good University
Governance). Saya sampaikan bahwa periode 2015-2019 adalah momentum yang sangat
tepat bagi Universitas Darma Persada untuk melakukan revitalisasi secara menyeluruh. Untuk
itu diperlukan strategi yang jitu untuk melaksanakan revitalisasi ini melalui perumusan
manajemen strategis Unsada.
Pada open bidding ini saya usulkan Visi Rektor Unsada 2015-2019, yaitu Mewujudkan Unsada
dengan penyelenggaraan Tri Dharma PT yang inovatif, atmosfir akademik yang kondusif, dan
lingkungan kampus yang harmonis untuk menjadi Universitas terkemuka di Indonesia dengan
keunggulan dalam aspek Budaya yang diperkaya dengan Monozukuri serta memberi
kontribusi berarti bagi pembangunan Bangsa dan Negara.
https://speakerdeck.com/unsada/unsada-013-revitalisasi-universitas-darma-
persada-visi-misi-dan-agenda-strategis-calon-rektor-2015-2019
9
Pada tanggal 23 Juli 2015 saya mengikuti tahap kedua Seleksi Calon Rektor Universitas Darma
Persada di R Sasana Wiyata Unsada-Jakarta. Pada saat itu saya menjabarkan Visi-Misi Rektor
menjadi tiga Agenda Strategis 2015-2019, yaitu: 1) Menyelenggarakan Tri Dharma PT yang
inovatif melalui kegiatan: a) Perumusan strategi penjaringan calon mahasiswa potensial, b)
Mewujudkan Unsada sebagai service provider bagi dunia usaha, Pemda, dan K/L. 2)
Membangun atmosfir akademik yang kondusif melalui kegiatan: a) Menanamkan budaya
saling menghormati kepada sesama civitas academica, terutama kepada senior, b)
Membangun komunikasi yang transparan antara rektor dengan seluruh stakeholders terkait,
serta 3) Menciptakan lingkungan kampus yang harmonis, melalui kegiatan: a) Mewujudkan
sarana-prasarana kampus yang nyaman, b) Mewujudkan kampus yang asri dan hijau sebagai
bagian dari program green campus.
10
5 Pencopotan Spanduk oleh Pandapa
Pada malam hari tanggal 26 Juli 2015 saya mengikuti gladi resik pelantikan rektor. Saya
mendapat informasi dari panitia dan Satpam bahwa sehari sebelumnya terjadi insiden
pencopotan dengan paksa spanduk ucapan selamat dari Komandan Resimen Mahasiswa
Jayakarta atas pelantikan rektor, dimana foto wajah saya dan wajah Komandan Menwa
dicoret-coret pilox dan diinjak-injak oleh oknum mahasiswa anggota pecinta alam Pandapa.
Insiden ini sama sekali tidak berpengaruh buat saya, malah saya merasa geli dengan tingkah
laku oknum Pandapa yang seperti anak TK tersebut. Menurut saya, mahasiswa tidak salah.
Disadari atau tidak mereka digerakan oleh kelompok yang memiliki agenda tertentu. Dan
ternyata kelompok ini yang kemudian mengganggu Rektor terus menerus sampai tugas saya
berakhir di Unsada.
25 Juli 2015 Foto wajah saya dan wajah Komandan Menwa dicoret-coret pilox
dan diinjak-injak oleh oknum mahasiswa anggota pecinta alam Pandapa
11
6 Pelantikan Rektor Unsada
Pada tanggal 27 Juli 2015 saya dilantik menjadi Rektor Unsada. Dalam sambutan, saya
sampaikan bahwa mulai hari ini saya akan fokuskan seluruh pengabdian saya untuk
membangun dan memajukan Unsada sesuai dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan,
melalui otonomi akademik yang merupakan kodrat perguruan tinggi untuk mencari dan
menyampaikan kebenaran, dalam rangka memajukan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Artinya saya pertaruhkan karier
yang sudah saya bangun hampir 30 tahun sebagai PNS untuk membangun Unsada.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta, Unsada menghadapi tantangan yang sangat berat dalam
pengembangannya, dan seluruh tantangan itu hanya bisa dijawab dengan satu kata, yaitu
PERUBAHAN. Kalau kita tidak berubah, maka Unsada akan habis dilindas oleh perkembangan
jaman. Perubahan itu harus direncanakan dengan smart, yaitu dilengkapi dokumen dan
landasan hukumnya, disusun dokumen perencanaannya, disiapkan penganggarannya,
dikawal implementasinya, dan dimonitor serta dievaluasi secara terukur kinerjanya. Semua
proses itu harus melibatkan seluruh stakeholders terkait.
https://speakerdeck.com/unsada/pidato-pelantikan-rektor-unsada-masa-bakti-2015-2018
Periode 2015-2019 adalah momentum yang sangat tepat bagi Universitas Darma Persada
untuk melakukan revitalisasi secara menyeluruh. Untuk itu dalam memimpin perubahan
diperlukan strategi yang jitu untuk melaksanakan revitalisasi ini melalui perumusan tujuh
langkah manajemen strategis Unsada, sebagai berikut:
27 Juli 2015 Pidato setelah dilantik menjadi Rektor Unsada. Karier sebagai PNS
ditinggalkan untuk membangun dan menata Universitas ini.
12
Yang pertama adalah analisa delapan area perubahan, yaitu 1) Organisasi yang tepat fungsi
dan tepat ukuran; 2) Tatalaksana, yaitu sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance; 3) Peraturan Perundang-
undangan berupa regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif; 4) SDM yang
berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; 5)
Pengawasan untuk meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma PT yang bebas KKN; 6)
Akuntabilitas berupa meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kinerja jajaran dan dosen; 7)
Pelayanan publik berupa pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
terutama mahasiswa; dan 8) Mindset dan Cultural Set Dosen dan Jajaran dengan integritas
dan kinerja yang tinggi.
Langkah kedua, melakukan environmental scanning dengan analisa SWOT, yaitu suatu proses
merinci keadaan lingkungan internal dan eksternal guna mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan Unsada ke dalam kategori Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats, sebagai dasar untuk menentukan tujuan dan sasaran, serta strategi
mencapainya untuk memiliki keunggulan meraih masa depan yang lebih baik. Aspek yang
dinilai terhadap setiap variabel terpilih adalah Nilai Urgensi (NU) berdasarkan skala Likerts 1
(tidak penting) sampai dengan 4 (penting sekali) dan Bobot Faktor (BF) berdasarkan
persentase. Setelah dilakukan environmental scanning, maka didapat masing-masing empat
variabel untuk Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats. Sebagai hasil dari analisa
SWOT, maka dapat disimpulkan ada dua fakta obyektif tentang kondisi saat ini yang berkaitan
Unsada, yaitu: Kondisi W-T sebagai variabel permasalahan yang ditemukan, dan Strategi S-O
sebagai variabel yang diharapkan.
SWOT Unsada dapat dilihat di https://speakerdeck.com/unsada/unsada-014-perumusan-
swot-dalam-rangka-agenda-revitalisasi-universitas-darma-persada-2015-2019.
Ketiga, merumuskan Mental Model Unsada, dalam hal ini saya mengusulkan “Kompeten dan
Daya Saing yang Tinggi” sebagai mental model.
Keempat, merumuskan Strategic Map melalui Balance Scorecard (BSC), yaitu suatu
mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke
dalam tindakan nyata di lapangan berupa kegiatan-kegiatan strategis.
Langkah kelima, merumuskan Logic Model untuk mendapatkan program dan kegiatan yang
tepat selama kurun waktu 2015-2019. Logic Model adalah cara mencapai tujuan akhir berupa
impact melalui serangkaian proses yang dimulai dari input, output, outcome, dan impact.
Keenam, menyusun Analisis Beban Kerja (ABK) untuk mendapatkan informasi mengenai
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja Unsada secara sistematis.
Langkah terakhir adalah menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai inti dari strategic
map, yang akan menjadi pegangan Unsada selama kurun waktu 2015-2019.
IKU Unsada 2015-2019 dapat dilihat di https://speakerdeck.com/unsada/unsada-021-
performance-measurement.
Perubahan yang ingin dicapai melalui peningkatan kompetensi dan daya saing yang tinggi dari
SDM Unsada dapat diwujudkan dengan strategic map yang khusus dirancang (specific) bagi
kebutuhan Unsada. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, strategic
map tersebut sudah disusun dengan terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable),
dan sesuai dengan kondisi saat ini (relevant) dan tantangan lima tahun ke depan (timely).
13
7 Perumusan SWOT Unsada
Baru tiga hari memangku jabatan Rektor, pada tanggal 30 Juli 2015 bertempat di R Sasana
Wiyata Unsada-Jakarta Rektor memfasilitasi Perumusan SWOT dalam rangka Agenda
Revitalisasi Universitas Darma Persada 2015 -2019 yang diikuti oleh stakeholders yang cukup
lengkap, yaitu Pengurus Yayasan Melati Sakura, Pengurus Persada, Para Warek, Para Dekan,
Para Kaprodi, Para Dosen, Para Tenaga Kependidikan, dan Para Mahasiswa.
Hasil dari perumusan SWOT ditemukan bahwa dinamika internal Unsada memiliki kelemahan
yang lebih besar dari kekuatannya. Sedangkan dinamika eksternalnya memiliki ancaman yang
lebih besar dari peluangnya. Sehingga strategi terpilih berdasarkan Analisa SWOT tersebut
adalah Strategi WT, yaitu Minimalkan Kelemahan dan Hindari Ancaman. Adapun variabel
yang ditemukan adalah sbb:
1. Kurangnya dosen yang profesional serta rendahnya kehadiran para dosen,
2. Kurangnya sarana dan prasarana, LAB, sistem ICT,
3. Kurang harmonisnya hubungan mahasiswa dengan jajaran, dan sesama jajaran,
4. Lemahnya follow up dan komunikasi dengan pihak jepang dan pihak lainnya,
5. Kurangnya promosi untuk meningkatkan jumlah mahasiswa/I,
6. Banyaknya univ lain disekitar unsada, lulusan lebih kompeten, daya tariknya bagi dosen
unsada lebih besar,
7. Banyaknya Regulasi baru dari DIKTI yang berubah-ubah,
8. Bebasnya status di media sosial yang bernada negatif tentang unsada,
9. PTN terlalu ambisius, dan
10. Dengan adanya MEA, ada kebebasan untuk membuat univ dari luar.
Namun pada permumusan SWOT ini, variabel terpenting, yaitu “Apa Kontribusi Yayasan
untuk Unsada” dan “Bagaimana Status kepemilikan tanah dan bangunan kampus Unsada”
tidak terungkap. Padahal kedua variabel tersebut sangat penting baik sebagai Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, maupun Ancaman.
https://speakerdeck.com/unsada/unsada-014-perumusan-swot-dalam-rangka-agenda-
revitalisasi-universitas-darma-persada-2015-2019
14
Berbekal hasil Analisa SWOT rektor melakukan peninjuan lapangan di Kampus Unsada, lalu
menemukan hal-hal yang memprihatinkan sebagai berikut.
1. Area perbatasan kampus:
a. Bagian kampus Unsada yang berbatasan dengan BKT, yaitu dua buah pintu gerbang
yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah warga, selama puluhan tahun
tidak ada satupun Rektor Unsada yang sanggup dan berani untuk membukanya.
b. Bagian kampus Unsada yang berbatasan dengan rumah penduduk yang hampir
longsor dan letaknya lebih tinggi dari kampus menyebabkan kotoran limbah rumah
tangga dan tinja bertebaran apabila hujan turun dengan deras.
a. Fasilitas penunjang kegiatan YMS kondisinya tidak ada ruangan layak bagi pengurus
YMS untuk mengadakan rapat/pertemuan/koordinasi.
2. Infrastruktur penunjang kinerja pejabat, dosen/karyawan:
a. Ruangan Rektor yang tertutup, gelap, pengap, yang ditutup karpet yg sudah tua dan
kotor.
b. Ruangan Wakil Rektor yang tertutup, tidak strategis untuk efisiensi kerja dan
koordinasi,
c. Ruang koperasi karyawan yang tertutup, sempit dan kumuh.
3. Fasilitas bagi mahasiswa:
a. Ruangan kelas yang kusam dengan pintu2 triplek sudah pada rusak,
b. Tempat parkir motor yang sesak,
c. Tidak ada tempat mahasiswa untuk berkumpul,
d. Ruangan BEM, Himpunan, dan UKM yang kumuh, gelap, dan tertutup,
e. Kantin yang jorok dan tidak higienis,
f. Laboratorium untuk mahasiswa yang ala kadarnya,
g. Fasilitas toilet yang rusak, bau, dan berantakan,
h. Tempat wudhu di Masjid yang terbatas jumlahnya.
4. Fasilitas di Fakultas:
a. Ruangan tata usaha fakultas adalah tempat yang paling sibuk karena setiap saat
disinggahi mahasiswa, dosen, karyawan, dan tamu. Namun kondisinya sudah tidak
dapat mendukung fungsinya sebagai center point activities,
b. Tidak memiliki ruang baca yang memadai untuk mahasiswa, dosen, dan jajaran selain
perpustakaan yang letaknya di lantai 3 Gedung Rektorat, padahal sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan justru ruangan baca ini yang seharusnya
diprioritaskan,
c. Ruangan dosen yang berhimpit-himpitan dengan tata letak yang berantakan,
d. Ubin-ubin di hampir setiap ruangan dan kelas yang pecah dan menggembung,
e. Jendela yang rusak dan hampir copot (jatuh dari ketinggian yang membahayakan).
5. Fasilitas penunjang kegiatan humas, admisi dan protokoler:
a. Meja front office yang sudah kusam dan keropos dimakan rayap, padahal kesan
pertama yang diingat tamu tentang Unsada dipancarkan dari meja itu,
b. Ruangan tempat penerimaan mahasiswa baru yang sangat kecil, sumpek dan pengap,
15
c. Ruangan Biro Pemasaran dan Humas yang sering dikunjungi calon mahasiswa dan
orang tua mahasiswa yang gelap dan berantakan,
d. Lobby gedung rektorat yang membingungkan tamu karena penataannya yang tidak
jelas menghadap ke mana.
6. Infrastruktur penunjang kebersihan, kesehatan, keamanan, dan efisiensi energi di
kampus:
a. sampah berserakan di mana-mana,
b. Jalan bagi mahasiswa/dosen/karyawan yang sempit, tidak efektif, tidak rapih,
c. Jalan-jalan tergenang air,
d. Parit-parit mati yang menjadi tempat pembuangan sampah, penyebab banjir,
penyumbatan dan sarang nyamuk/penyakit,
e. Unsada selama ini tidak memiliki tangki air (water torrent) untuk menampung air yang
akan dialirkan ke seluruh kran berdasarkan prinsip gravitasi. Akibatnya, setiap
membuka kran secara otomatis akan menghidupkan mesin pompa yang digerakkan
oleh tenaga listrik dan mengakibatkan pemborosan listrik yang luar biasa.
f. Sungguh tragis di jaman lampu LED ini, penerangan kampus Unsada selama ini masih
mempergunakan lampu TL yang besar2 sehingga sangat boros.
g. Karena faktor usia, saluran pipa air banyak yang bocor sehingga menimbulkan
pemborosan listrik.
h. Genting dan plafon perlu perbaikan segera karena sudah banyak yang bocor.
Menghadapi permasalahan kondisi fisik yang memprihatinkan itu, Unsada dihadapkan
kepada kondisi keuangan dimana Saldo Kas pada saat itu hanya Rp.5 M sedangkan sumber
pemasukan 99% dari mahasiswa.
Untuk menghadapi pekerjaan-pekerjaan renovasi yang berkelanjutan tersebut Rektor telah
menyiapkan Panduan Pengadaan Barang dan Jasa, membentuk Tim Audit Kinerja, dan
membentuk Komisi Pemeriksa Keuangan (KPK). Komisi ini membuat kalangan yang akan
mengambil keuntungan pribadi, termasuk oknum YMS, mati Langkah.
Pekerjaan renovasi Unsada diprioritaskan untuk memperbaiki dengan cepat infrastruktur yg
morat-marit dan memalukan tersebut, sebelum Unsada ditinggalkan oleh para mahasiswanya
yang kecewa dan mereka pindah ke Universitas lain yang lebih baik, karena sudah santer
beredar di kalangan mahasiswa bahwa Unsada adalah singkatan dari Universitas Salah Daftar.
Volume pekerjaannya memang kecil-kecil, namun penting untuk segera diselesaikan sebelum
Unsada ditinggalkan oleh para mahasiswanya yang kecewa. Dalam hal ini Rektor turun
langsung untuk melakukan pengawasan supaya kualitas pekerjaannya baik dan tidak ada
praktek KKN. Sedangkan yang berhubungan dengan pemborong adalah BUP dan Warek II.
Rektor tidak terlibat sama sekali dengan unit price.
Untuk mengajukan usulan renovasi, penawaran diajukan dan dipertimbangkan terlebih
dahulu oleh Rektor dan unit-unit terkait. Ada beberapa yang dikonsultasikan kepada YMS,
tetapi sebagian besar ditolak untuk dilaksanakan. Harus disadari bahwa persaingan antar
Universitas sedemikian ketatnya, apabila terlambat dan salah strategi, maka tidak tertutup
kemungkinan Unsada akan ditinggalkan oleh mahasiswa2nya dan calon mahasiswa baru pun
enggan untuk mendaftar di Unsada.
16
8 Ditelepon Menteri PPN/Bappenas
Tepat 20 hari setelah pelantikan saya sebagai Rektor, pada hari
Minggu 16 Agustus 2015 saya ditelepon Bapak Sofyan Djalil
yang baru dilantik Presiden menjadi Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas menggantikan
Andrinof Chaniago. Beliau menghubungi saya ke nomor telepon
rumah, bukan ke HP, sekitar jam 13.00 sd 13.30.
Pada intinya beliau meminta saya untuk bergabung lagi ke
Bappenas untuk mengemban tugas sebagai Deputi Menteri
(eselon 1). Permintaan beliau saya tolak dengan halus. Saya
sampaikan bahwa saya akan fokus menjadi Rektor Unsada, sesuai dengan janji yang saya
sampaikan kepada YMS pada saat pemaparan visi-misi calon Rektor Unsada.
Pada saat itu saya tidak berhitung bahwa gamblingnya terlalu mahal dan terlalu berani. Saya
telah mempertaruhkan karier PNS saya untuk perguruan tinggi swasta ini dalam rangka
membangun SDM Indonesia.
23 Novemberi 2015 Bersama Prof. Ginandjar Kartasasmita, Menteri
PPN/Bappenas Soyan Jalil dan Mensesneg Prof. Pratikno.
17
9 Antara Omong Kosong, Membual dan
Kebohongan Publik
Pada tanggal 5 Oktober 2015 Sdr. Rahmat Gobel sebagai Ketua Umum Yayasan Melati Sakura
memberikan beberapa gambar Konsep Arsitektural Pengembangan Kampus Universitas
Darma Persada kepada Rektor. Gambar-gambar ini adalah karya biro arsitektur terkenal PT.
Arkitekton Lima.
22 Desember 2015 Sdr. Rahmat Gobel sedang memamerkan Konsep Arsitektural Pengembangan
Kampus Unsada di depan Rektor, para Warek, dan para Dekan. Turut hadir menyaksikan
peragaan itu Sekretaris YMS Sdr. Hideki Amangku, Sekretaris Dewan Penyantun Dr. Wahyu Prast,
dan Anggota Dewan Penyantun Dr. Herry Darwanto.
18
Selanjutnya Sdr. Rahmat Gobel mengatakan kepada Rektor bahwa YMS di samping akan
merenovasi total gedung kampus sesuai dengan gambar tersebut, juga merencakan akan
membangun 40 ruang kelas baru dengan biaya sekitar Rp.500 juta per kelas, dan akan
ditawarkan kepada para pengusaha untuk membiayai pembangunannya dengan skema
kemitraan strategis.
Pada saat itu Rektor merasa sangat bangga dan kagum akan gagasan dan pemikiran yang jauh
ke depan dengan pendekatan yang sangat strategis itu. Rektor merasa tidak salah melangkah
ketika meninggalkan Bappenas melanjutkan karier sebagai PNS melalui kampus ini dalam
pengabdian kepada bangsa dan negara.
Saking bangganya, Rektor pernah membuat gambar sketsa kampus ini untuk menghiasi kartu
ucapan selamat ulang tahun kepada civitas academica Unsada serta menjadi pelengkap
beberapa materi power point presentations.
Namun apa yang terjadi dengan semua rencana besar ini adalah kenyataan yang sangat
memalukan. Menurut Bapak Jombrik Katulistiwa, dosen senior FE Unsada, biaya pembuatan
gambar dari biro arsitek yang terkenal ini tidaklah murah, dan tentu saja seperti biasanya,
biaya ini dibebankan kepada Unsada. Padahal 99% pemasukan Unsada adalah dari para
mahasiswa. Artinya untuk bermimpi saja, YMS sudah membebani mahasiswa.
Selanjutnya Bapak Jombrik menambahkan bahwa gambar-gambar rencana pembangunan
kampus ini sudah lama dijadikan bahan obrolan para pengurus YMS dan tidak ada satu
langkahpun yang dilakukan untuk mewujudkannya, kecuali hanya obrolan belaka.
Di samping dana untuk pembangunannya ternyata tidak ada, juga yang paling penting adalah
tanah dan bangunan kampus ini ternyata bukan milik YMS, tetapi milik pengusaha Tommy
Winata. Silahkan lihat Buku Status Kepemilikan Kampus Unsada Pondok Kelapa Jakarta Timur
(https://speakerdeck.com/unsada/status-kepemilikan-kampus-unsada-pondok-kelapa-
jakarta-timur).
Pada akhirnya Rektor sampai kepada kesimpulan bahwa rencana ini hanya omong kosong,
membual dan kebohongan publik semata.
19
10 Presentasi di Depan PM Fukuda
Pada tanggal 3 Maret 2016 Rektor memaparkan Rencana Strategis Unsada 2016-2022 di
depan mantan PM Fukuda, Ketua Dewan Penyantun Unsada Prof. GK, dan Ketua YMS Sdr.
Rahmat Gobel. Acara ini dihadiri juga oleh beberapa orang Jepang lainnya.
Rektor memaparkan secara rinci apa saja yang akan dikembangkan selama periode tersebut.
Di antaranya adalah rencana pengembangan SDM Unsada, action plan masing-masing
fakultas, kebutuhan masing-masing fakultas, rencana penguatan sistem dan pembanguan
infrastruktur, serta upaya meningkatkan jumlah mahasiswa aktif.
Materi pemaparan Rektor tersebut dapat diakses di:
https://speakerdeck.com/unsada/unsada-022-transforming-darma-persada-into-an-
excellent-university-plan-for-2016-2020
Sekembalinya dari Jepang, Rektor segera menyusun langkah yang harus segera diakukan oleh
segenap civitas akademika Unsada, di antaranya adalah menyusun Rencana Strategis Unsada
(https://speakerdeck.com/unsada/renstra-unsada-2015-2019) sebagai pedoman yang ter-
ukur dalam pengembangan Unsada lima tahun ke depan, yaitu:
1. Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
2. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.
3. Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
4. Terwujudnya Pengabdian pada Masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian yang
bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
5. Sebagai awal Unsada memasuki Pre Research University.
20
11 Review Tim Tiga
Belum genap dua tahun menjabat sebagai Rektor Unsada, pada
tanggal 31 Mei 2017 Yayasan Melati Sakura sudah mengeluarkan
review/evaluasi kinerja Rektor yang dikenal sebagai Review Tim
Tiga. Bahkan sudah disiapkan calon pengganti Rektor, yaitu Drs.
Agus Salim Dasuki. Hal ini terungkap ketika pada tanggal 17 Juli
2017 Rektor menerima telpon dari seorang teman yang pada saat
itu sedang ngobrol dengan Kepala BPPT di ruangan kerjanya.
Menurut teman melalui telpon kepada Rektor, pada saat itu
masuklah ke ruangan Kepala BPPT Sdr. Agus Salim Dasuki
membawa surat persetujuan untuk menjadi Rektor Unsada yang harus ditanda tangani oleh
Kepala BPPT.
Bukan apa-apa, Rektor merasa aneh saja, kok Sdr. Agus Salim yang pendidikannya belum
mencukupi (belum level S.3) tiba-tiba sekonyong-
konyong dicalonkan menjadi rektor Unsada oleh Ketua
Yayasan Melati Sakura? Ada apa ini?
Setelah menerima informasi tersebut, segera Rektor
mengirim WA kepada Sdr. Agus Salim Dasuki:
“Assalamualaikum Kang Agus ada info mau jadi
Rektor?”. Sampai saat ini WA tersebut tidak pernah
dijawab oleh Agus Salim.
Review Tim Tiga berisi tinjauan kinerja Rektor Unsada
selama 2 tahun (2015-2017). Review ini disiapkan oleh
Tim Tiga yang terdiri dari Oloan P. Siahaan (Ketua),
Doddy Soepardi HAR (Anggota), lsmadji Hadisumarto
(Anggota), dan Hidekie Amangku (Sekretaris).
Pada hari yang sama dengan terbitnya Review Tim Tiga,
Rektor Unsada dipanggil menghadap Dai Senpai YMS
Prof. GK untuk membahas Tinjauan Kinerja Rektor
Unsada selama 2 Tahun (2015 - 2017) yang dibuat oleh
Tim Tiga. Tim aneh yang tidak dikenal baik di Statuta
Unsada maupun di berbagai peraturan perundang-
undangan tentang Pendidikan Tinggi ini terdiri dari tiga
orang anggota dan satu sekretaris yang bertugas untuk
menjembatani antara Unsada dan Dai Senpai. Maksud dibentuknya Tim Tiga yang aneh ini
supaya tidak setiap persoalan Unsada harus sampai kepada Dai Senpai, tapi cukup
diselesaikan sampai Tim Tiga saja.
Namun ternyata dalam tinjauannya Tim Tiga melaporkan semua persoalan kepada Dai Senpai,
malah persoalan yang dilaporkan itu hampir semuanya berupa kumpulan gosip, menyerang
pribadi Rektor dari segala sisi, brutal, tendensius, bentuk pelemahan terhadap reputasi
21
kepemimpinan yang sedang berjalan, menyebabkan demotivasi seluruh jajaran Unsada, serta
memecah belah soliditas organisasi yang sedang dibangun.
Untuk diketahui, undangan kepada Rektor Unsada untuk
bertemu Tim Tiga pada 25 April 2017 di salah satu cafe di
Kemang dikirim melalui WA, bukan melalui undangan
resmi sebagaimana bukti screenshoot WA berikut ini.
Pemanggilan Rektor pada tanggal 25 April 2017 di
Gourmet Restaurant Jl. Kemang Raya No 68 Jakarta oleh
YMS, dalam hal ini Tim Tiga, adalah bukti bahwa Tim Tiga
yang tidak mengerti makna YMS sebagai badan hukum
penyelenggara Unsada dan implikasinya dalam
pengoperasian Unsada. Seharusnya rapat resmi antara
Rektor dan YMS dilaksanakan di kampus dan mengundang
seluruh anggota Senat Universitas, BUKAN DI RESTORAN.
Menyadari bahwa Perguruan Tingggi adalah garba ilmiah
tempat kebenaran diungkapkan, dua hari setelah
mendapat Tinjauan Tim Tiga dari Dai Senpai, pada tanggal
1 Juni 2017 Rektor menggelar Rapat Senat Universitas
untuk membahas hal ini. Pada saat itu Rektor
memerintahkan kepada anggota Senat yang terdiri dari
para Warek dan Dekan serta Direktur Sekolah Pasca
Sarjana untuk menanggapi Tinjauan Tim Tiga secara
tertulis dan dikirimkan melalui email ke Rektor. Sedangkan anggota Senat yang lain
menanggapi Tinjauan Tim Tiga secara langsung dalam Rapat Senat hari itu.
Karena ini menyangkut reputasi1, Rektor memandang perlu untuk mendalami Tinjauan Tim
Tiga ini dan menyusun langkah-langkah reaksi sebagai bahan pembelajaran bagi seluruh
sivitas akademika untuk bahan introspeksi dalam membangun Unsada di masa yang akan
datang.
Langkah selanjutnya setelah menggelar Rapat Senat Universitas, sebagai reaksi terhadap
Tinjuan Tim Tiga, Rektor segera mengeluarkan berbagai SK Rektor, Nota Dinas dan Nota
Penjelasan, sehingga semuanya menjadi lebih jelas dan proporsional.
Hal ini dilakukan karena Rektor menyadari bahwa perguruan tinggi yang sukses mendukung
pembangunan bangsa adalah perguruan tinggi yang memiliki sarana-prasarana yang lengkap,
apakah itu PTN maupun PTS. Biasanya PTS yang besar memiliki kemampuan itu. PTS
seharusnya didukung oleh Yayasan yang kuat, dalam arti yayasan tersebut memiliki
kemampuan finansial yang luar biasa untuk membangun PTS binaannya.
Untuk lebih jelasnya, silahkan buka dokumen yang sangat terkenal: “Reaksi Rektor terhadap
Review Tim Tiga” (https://speakerdeck.com/unsada/reaksi-rektor-terhadap-review-tim-tiga)
1 Reputasi adalah suatu nilai yang diberikan kepada individu, institusi atau negara. Reputasi tidak bisa
diperoleh dalam waktu singkat karena harus dibangun bertahun-tahun untuk menghasilkan sesuatu
yang bisa dinilai oleh masyarakat. Reputasi pada dasarnya adalah nama baik yang dinilai oleh pihak
eksternal maupun internal. Begitu banyak hal tergantung dari reputasi, maka jagalah reputasi dengan
nyawamu. Sekali reputasi itu hilang, kamu akan menjadi rapuh dan pasti diserang dari segala sisi.
22
Apa yang dialami oleh Rektor belakangan ini secara
operasional sering terjadi benturan dengan yayasan.
Yayasan merasa sebagai pemilik, berhak mencampuri
urusan operasional, sampai pada masalah-masalah
pengaturan ruangan, posisi ruangan, proses seleksi
dosen, dll. Bahkan sampai urusan stiker mobil Rektor,
yayasan ikut mengaturnya. Silahkan lihat bukti
screenshoot WA di samping ini.
Saat ini Rektor merasa yayasan terlalu jauh
mengintervensi pelaksanaan operasional Unsada.
Setiap saat para Warek, Dekan, jajaran, dan dosen
dipanggil yayasan untuk ditanya berbagai hal dan diberi
instruksi harus begini dan begitu. Hal ini dapat
menyebabkan kepemimpinan Rektor menjadi tidak
efektif. Yayasan terkesan tidak memiliki trust terhadap
manajemen Unsada, apalagi kalau berurusan dengan
proyek, dana dan pengadaan barang tertentu.
Tingkah polah yayasan yang ikut campur sampai kepada
hal-hal sepele ternyata tidak diimbangi dengan
tanggung jawabnya untuk mengurus status tanah
kampus Unsada.
Lahan kampus Unsada ternyata milik PT Danayasa Arthatama Tbk (PTDA), sebuah perusahaan
pengembangan real estat dan properti, yang memiliki dan mengembangkan Sudirman Central
Business District (SCBD), milik pengusaha besar bernama Tomy Winata.
Berawal dari proses tukar guling lahan kampus lama di kawasan Jl Jenderal Sudirman, dekat
Jembatan Semanggi, menjadi di Pondok Kelapa, Jaktim. Proses tukar guling itu terjadi pada 4
Juni 1993 berdasarkan Surat Perjanjian No 60/1993. Pada surat itu tertulis, Yayasan Melati
Sakura (YMS) sebagai pemilik Unsada dan penguasa bangunan kampus tua di Jl Jenderal
Sudirman, Jakarta Selatan, seluas 8.736 M2 dengan status Tanah Negara berdasarkan Surat
Gubernur DKI No 11411/V/86, menukarkan asetnya itu dengan aset milik PTDA berupa
bangunan kampus lengkap dan baru, 5 unit gedung berlantai 4 dan satu auditorium kapasitas
1.500 orang yang berdiri di atas lahan seluas 24.645 M2 di Kelurahan Pondok Kelapa Jakarta
Timur dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 4076 Tanggal 6 April 1993. HGB
Nomor 4076 ini pun diperpanjang 22 tahun kemudian sehingga terbit HGB No 8916 pada 10
Juli 2015 dengan pemegang hak PTDA.
YMS telah kehilangan kampusnya di Jl Sudirman sekaligus kehilangan haknya untuk memiliki
kampus di Pondok Kelapa. YMS hanya diizinkan menumpang saja untuk operasionalisasi
Unsada.
23
12 Menjelang Kedatangan Fukuda
Pada tanggal 6 Agustus 2018 Sekjen YMS Hidekie Amangku dan beberapa pengurus YMS dan
Persada didampingi Warek 1, 2, dan 3 mendatangi ruang Rektor Unsada untuk berdiskusi
tentang rencana kedatangan rombongan PM Fukuda pada 15 Desember 2018 mendatang.
Pada saat itu Rektor mengatakan turut bangga dan senang sekali apabila Kampus Unsada
banyak dikunjungi oleh tokoh-tokoh terkenal, apalagi dari luar negeri. Namun karena
kedatangan rombongan PM Fukuda ini tidak termasuk ke dalam Program Kerja Unsada yang
tidak tercantum di RKAT, maka Unsada tidak dapat menanggung beban pembiayaan atas
kedatangan rombongan PM Fukuda tersebut.
Rektor juga menambahkan bahwa apabila kedatangan rombongan PM Fukuda ini adalah
program kerja YMS dan Persada, maka seyogianya kedua organisasi tersebut yang
menanggung beban pembiayaan atas kedatangan rombongan, bukan Unsada. Apabila
dibebankan kepada Unsada, maka sama saja artinya kedatangan rombongan tersebut
dibebankan kepada para mahasiswa Unsada yang sebagian besar berasal dari keluarga
miskin, karena selama ini 95% pemasukan Unsada adalah dari mahasiswa. Sisanya yang 5%
adalah dari pemasukan lain-lain, bukan dari YMS.
Pengalaman tahun-tahun lalu, setiap kedatangan rombongan dari Jepang ini, Unsada harus
merogoh kantong sebesar Rp.1 sd 2 Milyar.
Pada kesempatan tersebut, Sekjen YMS memperlihatkan surat dari Ketua YMS tentang
kebutuhan anggaran sebesar Rp. 260 juta yang harus segera dipenuhi untuk membiayai hal
yang sangat penting. Namun ketika Rektor meminta surat dari Ketua YMS tsb, Sekjen YMS
tidak memberikan dan hanya selintas diperlihatkan kepada Rektor beberapa detik.
6 Agusus 2018 Pembukaan Pra Raker RKAT TA 2018-2019 Rektor Unsada
didampingi Ismadji dari Yayasan Melati Sakura (YMS)
24
Rektor mengatakan bahwa sesuai Peraturan Rektor, permintaan anggaran kepada Unsada
harus mememenuhi beberapa hal, yaitu:
1. Harus ada Surat Permohonan yang jelas disertai rencana penggunaannya,
2. Harus menunggu hasil rapat tim anggaran dan keuangan yang dipimpin oleh Warek II
untuk mereview permohonan tersebut,
3. Hasil review belum tentu Tim anggaran dan keuangan menyetujui permohonan tersebut,
atau jumlahnya belum tentu sesuai dengan yang diminta dalam surat permohonan,
4. Apabila penggunaan anggaran tersebut sudah selesai dilaksanakan, harus segera
membuat Laporan Pertanggungjawaban yang ditujukan ke Warek II dengan tembusan
Rektor.
Mendengar penjelasan Rektor tersebut, tidak ada satupun pengurus YMS, Persada dan para
Warek yang berkomentar, dan mereka segera mohon diri.
25
13 Wisuda ke 28 tahun 2018
Sebulan sebelum wisuda 27 September 2018, Rektor mengirim surat undangan kepada Agus
Harimurti Yudoyono untuk menjadi orator pada Wisuda tersebut. Namun beberapa hari
kemudian Rektor mendapat teguran dari GK yang tidak berkenan dengan rencana untuk
mengundang AHY tersebut.
Untuk menggantikan AHY, selanjutnya Rektor mengundang Menteri Sosial RI Agus Gumiwang
Kartasasmita untuk menjadi orator pada Wisuda tersebut. Namun Pak Menteri tidak bisa
hadir karena pada saat yang sama ada kegiatan yang tidak bisa diwakilkan. Sehingga Rektor
minta tolong Herdy Harman, Direktur PT. Telkomsel untuk menjadi orator pada Wisuda
tersebut.
Pada hari H wisuda, yaitu Kamis 27 September 2018, dalam perjalanan menuju lokasi Wisuda
di Gedung Balai Sudirman Jl. Dr. Saharjo Tebet, Rektor mendapat telpon dari Menteri Sosial
yang mengabarkan bahwa beliau siap memberikan orasi ilmiah pada Wisuda Unsada pagi ini.
Karena sudah terlanjur menundang Herdy Harman, Rektor menyampaikan kepada Pak
Menteri bahwa nanti ada dua orang yang akan memberikan orasi ilmiah, dan Pak Menteri
akan mendapatkan kesempatan yang kedua.
Setibanya di TKP, Rektor melihat ada satu keanehan di Gedung Balai Sudirman pada pagi itu.
Hampir seluruh mahasiswa wisudawan/wati, orang tua dan para tamu undangan sudah hadir.
Namun tidak ditemukan satu orangpun pengurus YMS hadir di Gedung Wisuda. Rektor masih
berpikiran positif, mungkin mereka terlambat, namun anehnya kok kompak semuanya
terlambat.
Rupanya YMS belum mendapat informasi terbaru bahwa Mensos akan hadir, sehingga
mereka kompak tidak akan menghadiri Wisuda, mungkin untuk memboikot penyelenggaraan
wisuda.
27 September 2018 Prosesi Wisuda sudah dimulai tetapi baru dua orang dari
Yayasan Melati Sakura yang hadir
26
Namun di tengah-tengah acara wisuda, terlihat jelas dari panggung pengurus YMS satu-
persatu berdatangan setelah mengetahui bahwa Mensos menghadiri wisuda tersebut.
Memalukan dan menggelikan.
27 September 2018 Wisuda ke 28 Unsada di Gedung Balai Sudirman Jakarta Selatan.
Orasi Ilmiah oleh Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita dan Direktur PT
Telkomsel Herdy Harman. Dari panggung ini terlihat jelas kelakuan YMS yang menggelikan.
Menteri Sosial Republik Indonesia
27
14 Kerjasama Unsada dengan Universitas
India
Pada 16 Oktober 2018 Unsada mengundang Prof. Marigowda dari Archarya Institues
Bangalore, India sebagai Guest Lecture dalam International Seminar on Cybersecurity Trends
in Industry 4.0. Kedatangan Guru Besar dari India tersebut sebagai tindak lanjut dari
serangkaian MOU yang ditandatangani Unsada dengan beberapa Universitas terkenal dari
India.
Adapun Kerjasama yang disepakati ke depan adalah yang berkaitan dengan Computer
Engineering, Information Technology, Communication Science, Human Resource,
Broadcasting & Multimedia, Transportation & Logistic, Renewable Energy, Marine
Engineering, Language and Literature, Student Exchange, Lecture Exchange, dan Research &
Publication.
Entah dengan alasan apa, rencana kerjasama Unsada dengan beberapa Universitas dari India
tersebut bukan mendapat dukungan YMS, malah menjadi bahan cemoohan dari kelompok
dungu tersebut.
16 Oktober 2018 Unsada mengundang Prof. Marigowda dari Archarya Institues
Bangalore-India sebagai Guest Lecture dalam International Seminar on
Cybersecurity Trends in Industry 4.0
28
15 Rektor Dipanggil Dai Senpai
Pada hari Kamis tanggal 22 November 2018 jam 13.00 Rektor dipanggil menghadap GK di
Kantor PMI Mampang. Pada kesempatan itu GK mengatakan bahwa sudah terlalu sering
menerima laporan tentang Rektor yang pada intinya Rektor tidak bisa bekerja sama dengan
YMS. GK sudah bertanya kepada Oloan, Doddy, Gun, dll. Semua orang mengatakan bahwa
sulit untuk koordinasi dengan Rektor. Bahkan ada complain dari Fukuda dan Fujimori tentang
Rektor. Ini membuat GK pusing. Untuk itu GK akan menggeser Rektor menjadi “Penasehat”
dan akan diangkat Rektor baru dalam waktu dekat.
Menanggapi hal itu, Rektor dengan tegas menyampaikan kepada GK bahwa Rektor tidak
bersedia untuk diangkat menjadi Penasehat dan mengatakan siap untuk mengundurkan diri
sebagai Rektor Unsada untuk melanjutkan karier sebagai ASN dan kembali ke Bappenas.
Rektor mengatakan telah mengenal secara dekat dengan GK selama 18 tahun. Tentu GK
sudah tahu bagaimana sifat dan ketegasan Rektor yang sudah bekerja 7x24 jam untuk
kemajuan Unsada. Sesungguhnya sudah banyak orang menyarankan kepada Rektor untuk
melaporkan kelakuan YMS yang seenak udelnya di Unsada selama ini. Namun Rektor
menjawab bahwa tidak akan melaporkan apapun kepada GK tentang YMS kecuali diminta
oleh GK sendiri.
GK mengatakan bahwa yang akan menjadi Rektor adalah Tri Mardjoko, dan minta tolong
untuk dicarikan penggantinya sebagai Dekan FE.
Karena ada pertanyaan dari GK, Rektor menjelaskan bahwa selama di Unsada Rektor selalu
berpegang teguh untuk melaksanakan tugas negara melalui UU No. 12/2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan seluruh peraturan turunannya serta berpedoman pada Statuta Unsada.
Rektor tidak mau melakukan praktek-praktek pelanggaran hukum yang akan menghancurkan
Unsada.
Rektor menyampaikan beberapa contoh kelakuan YMS yang melanggar hukum yang tidak
bisa diterima oleh Rektor dan menyebabkan terganggunya koordinasi antara Rektor dan YMS.
• Kerjasama YMS dengan Pangjay dan Lepisi tentang kuliah jarak jauh mahasiswa Sastra
Cina yang tidak jelas siapa saja dosennya, mata kuliah yang diajarkan apa saja, dll. Yang
jelas setiap tahun Rektor harus menandatangani ijazah beberapa orang sarjana sastra cina
yang tidak pernah kuliah di kampus Unsada.
• Perpanjangan Jabatan yang semena-mena oleh YMS untuk Sdr. Eko sebagai Warek II dan
Sdr Fanny sebagai Warek III yang tidak melalui prosedur sebagaimana diatur Peraturan
Menristekdikti maupun Statuta Unsada.
• Pengangkatan Warek II Sdr. Toni Sianipar yang tidak melalui prosedur, bahkan terbukti
ybs melakukan tindakan kriminal, yaitu terbukti tidak memiliki ijazah S1 (Rektor memiliki
Surat dari Dekan ITB tentang DO ybs) tapi anehnya ybs memiliki ijazah S2.
• Pengangkatan Dekan FE Sdr. Tri Mardjoko yang tidak melalui prosedur peraturan
perundang-undangan maupun Statuta Unsada.
29
• Pengangkatan Sdr. Eko Cahyono yang bergelar S1, S2, S3 enginering untuk jabatan Dekan
Fakultas Sastra yang sangat aneh karena sangat tidak sesuai program studinya dan tentu
saja melanggar hukum.
• Fukuda dan Fujimori telah mendapatkan informasi yang menyesatkan tentang Rektor.
Para dosen dan mahasiswa di Unsada pasti tahu siapa Naoshi Uda dan apa kerjanya di
Unsada. Naoshi Uda adalah orang kepercayaan Fukuda dan Fujimori yang mendapat gaji
dari Unsada tetapi bekerja untuk Panasonic, padahal seharusnya dia bekerja untuk
Unsada. Sehingga ketika kontrak kerjanya dengan Unsada habis, Rektor tidak mau
memperpanjangnya lagi. Lalu mereka mengadu ke Fukuda dan Fujimori dan memberikan
informasi menyesatkan tentang Rektor.
• Pada saat itu Rektor tidak sempat menjelaskan berbagai kesewenang-wenangan lainnya
di Kampus Unsada yang dilakukan oleh YMS yang didasari oleh sifat-sifat mereka yang
tamak, sombong, bodoh dan dungu.
Mendengar penjelasan itu, GK mengatakan bahwa nanti pada waktu yang tepat Rektor akan
dipertemukan dengan YMS, dan Rektor dipersilahkan untuk bicara secara terbuka kepada
YMS.
Lalu Rektor meminta ijin kepada GK untuk menelpon
Sekretaris Utama Bappenas Dr. Ir. Gellwynn Daniel Hamzah
Jusuf, M.Sc yang pada saat itu sedang melakukan perjalanan
dinas di Kyoto. Dalam percakapan per telpon, Rektor
meminta kepada Pak Gellwynn supaya Bappenas mengirim
Surat ditujukan ke Pengurus YMS tentang Penarikan Kembali
PNS Bappenas yang selama ini ditugaskan sebagai Rektor
Unsada sejak tahun 2015.
Setelah itu, GK melakukan percakapan telpon dengan Pak
Gellwynn dan GK mengucapkan terima kasih kepada
Bappenas yang selama ini telah menugaskan seorang
pejabatnya sebagai Rektor Unsada.
Yang paling keterlaluan adalah ketika pada 30 November
2018 saat menjelang pelaksanaan Sholat Jumat di Masjid
Nurul Hidayah Jl. Pondok Kelapa 8B Jakarta Timur, saya
diperlihatkan oleh dosen Fakultas Kelautan Unsada, Bapak
Muswar Muslim, foto konsep Surat Pemberhentian Rektor.
Kabarnya file JPEG tersebut sudah beredar di WA Group
Persada dan WAG lainnya sejak 28 November 2018. Konsep
surat yang masih sangat rahasia ini seperti sengaja disebar oleh YMS untuk memperlihatkan
bahwa Rektor sudah tidak diharapkan kehadirannya di kampus. Hal inilah yang membuat saya
memutuskan untuk menyatakan cukup sampai disini saja dengan Unsada.
Sekretaris Utama Bappenas
Dr. Ir. Gellwynn Daniel Hamzah
Jusuf, M.Sc
30
16 Sertijab Rektor yang Dipaksakan
Walaupun masa bakti Rektor akan selesai pada akhir bulan Juli 2019 (8 bulan lagi), YMS
memaksakan diri untuk mengadakan Sertijab Rektor pada tanggal 10 Desember 2018 (5 hari
sebelum kedatangan Fukuda). Sertijab dilaksanakan di Ruang Sasana Unsada. Setelah Sertijab
ini YMS dapat dengan bebas menggunakan anggaran Unsada untuk keperluan mereka, karena
tidak ada lagi Rektor yang menghalanginya. Tinggal waktu yang akan membuktikan. Apakah
YMS bisa mengelola Unsada dengan baik, atau Unsada akan hancur berkeping-keping di
tangan YMS (lihat hal 32: Ramalan Masa Depan Unsada).
Selepas dari Sertijab tersebut, Rektor masih sempat menjawab pertanyaan dari media
kampus sebagai berikut:
Media:
Selamat sore Pak Rektor untuk tanggapan dalam kegiatan pada sore hari ini seperti apa Pak?
Rektor:
Ya tadi ada pelantikan Plt Rektor ya.
Memang Pak Tri Marjoko juga tadi pagi ngirim WA mohon dibantu katanya bagaimana
memajukan Unsada. Saya kira untuk memajukan Unsada itu kita harus melihat faktor-faktor
penghambat majunya Unsada tersebut. Saya merasakan selama tiga setengah tahun
mahasiswa bukan menjadi faktor penghambat. Jajaran juga tidak. Para dosen juga tidak. Yang
saya rasakan faktor penghambat tersebut justru dari yayasannya. Jadi kalau ingin Unsada
10 Desember 2018 Sertijab Rektor ke Plt Rektor yang dipaksakan untuk
diselenggarakan walaupun secara darurat dan tergesa-gesa. Rektor terlihat
menolak untuk dirangkul oleh Sdr. Tri Mardjoko dan Sdr. Rahmat Gobel.
31
maju, ya ganti yayasannya. Bisa misalnya menggandeng Pak Tommy Winata ya yang punya
kampus ini. Atau ganti pengurus yayasannya. Kalau tidak, saya kira bahaya, sebentar lagi juga
mungkin akan sulit untuk Unsada karena praktek-praktek yang dilaksanakan selama ini ya.
Banyak sekali pelanggaran-pelanggaran, undang-undang tentang Yayasan, undang-undang
tentang Pendidikan Tinggi, dan lain sebagainya, pengambilan uang yang tidak
bertanggungjawab. Jangan salah Unsada itu 99% dibiayai oleh mahasiswa, Harusnya itu 60%
lah, jangan 99%. Ya demikian ya.
Media:
Ijin untuk wawancara. Untuk ini Pak, satu lagi untuk harapan ke depannya Unsada lebih
seperti apa?
Rektor:
Ya Unsada kalau ingin lebih maju Binus juga bisa dikalahkan, pengelolaannya harus lebih
professional. Seperti yang saya katakan tadi, saya melihat analisanya adalah analisa faktor
penghambat. Mana yang paling menghambat, ya itu yang harus disingkirkan. Tadi saya
katakan mahasiswa tidak menghambat, jajaran tidak menghambat, dosen tidak menghambat.
Siapa yang menghambat di Unsada? Tadi saya sudah jelaskan ya.
Media:
Apa pesan dari Bapak, Bapak kan dekat sekali dengan orang bawah, dengan OB, Cleaning
Service, dengan karyawan. Apa kata-kata Bapak sebagai pesan kepada mereka pada hari ini
yang justru mengharapkan Bapak tetap ada.
Rektor:
Ya jadi, apa namanya, kalau kata Pak Ustadz Dobby itu kan semuanya sudah tertulis di
Lauhulmahfuz ya semuanya ya. Jadi ikhlas saja, pergantian Rektor itu biasa, ikhlaslah, Alloh
SWT sudah mengatur semuanya. Dan kita juga kan tidak masalah, saya juga kan rumah masih
di sana, kalau mau ngobrol-ngobrol, ketemu di Masjid, atau di mana. Ya terima kasih ya.
Silahkan klik:
1. Closing Statement Rektor Universitas Darma Persada
2. https://dadangsol.wixsite.com/unsada201516/post/faktor-penghambat-kemajuan-
unsada-1
3. Faktor Penghambat Kemajuan Unsada
4. https://dadangsol.wixsite.com/unsada201516/post/faktor-penghambat-kemajuan-
unsada
32
17 Ramalan Masa Depan Unsada
Pengalaman saya cukup lama dalam bidang Strategic Planning, dan saya praktekkan selama
menjadi perencana pembangunan nasional dan daerah mulai awal Februari 1988 sampai
sekarang. Kemampuan ini saya peroleh dari berbagai pelatihan di berbagai negara. Juga
pernah dididik di kawah candradimuka Lembaga Administrasi Negara dan Lembaga
Ketahanan Nasional RI.
Dari pengalaman dan kemampuan menganalisa yang saya miliki, saya bisa meramalkan masa
depan Unsada dengan tingkat kesalahan + 5%, sebagaimana yang digambarkan pada curve
berikut.
Key Performance Indicator seorang Rektor PTS adalah empat hal, yaitu (1) Peringkat PT, (2)
Peringkat Klaster Penelitian, (3) Intake Mahasiswa Baru, dan (4) Saldo Bank.
Di masa kepemimpinan saya, Unsada mencatatkan prestasi yang gemilang. Di antaranya
adalah peringkat Unsada di antara PTN dan PTS seluruh Indonesia melonjak drastis dari 366
(2015) menjadi 109 (2016), klaster penelitian melonjak dari Klaster Madya (2015) menjadi
Klaster Utama (2016), intake mahasiswa baru yang melonjak drastis pada tahun pertama
menjadi Rektor 1.100 (2015) menjadi 1.500 (2016), 1.517 (2017), dan 1.707 (2018).
Saldo Bank meningkat dari Rp 5 M (2015) menjadi Rp. 38 M (2018), dimana jumlah utang
adalah nol. Peningkatan saldo bersih yang melonjak hampir 800% tersebut adalah murni
pemasukan dari mahasiswa setelah anggaran Unsada digunakan untuk pembangunan
infrastruktur dan membiayai program-program Tri Darma Perguruan Tinggi.
33
Ketika pada tanggal 10 Desember 2018, Rektor diberhentikan oleh YMS dengan semena-
mena sebelum masa baktinya berakhir, maka kondisi Unsada setelah kepergian saya dapat
terlihat pada curve tersebut di atas.
YMS memang salah kaprah. Keputusan penting seperti pengangkatan Dekan bukan berdasarkan
Keputusan Rapat Senat Universitas dan hasil open bidding, tetapi hanya berdasarkan “hasil
pembicaraan antara Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum YMS”
34
18 Wajah Tim Tiga
Oloan P. Siahaan (Ketua Merangkap Anggota TIM TIGA)
lsmadji Hadisumarto
(Anggota TIM TIGA)
Doddy Soepardi HAR
(Anggota TIM TIGA)
Hidekie Amangku
(Sekretaris TIM TIGA)
1
3
2
35
19 Wajah YMS
bukan YAYASAN MELAWAI SINJUKU
lsmadji Hadisumarto
(Wakil Ketua YMS)
Rahmat Gobel
(Ketua YMS)
Hidekie Amangku
(Sekretaris YMS)
36
20 Wajah PERSADA
bukan PERSATUAN ALUMNI DARUNGU
37
21 Some Screenshots
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Jakarta, 10 Desember 2018
Rektor,
Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA
Pembina Utama Madya /IV.D
NIP. 19611106 198811 1 001