akademik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ini terjadi karena perubahan persepsi terhadap reputasi dan kualitas yang beralih menjadi gengsi. Tuntutan terhadap IKU (Indikator Kinerja Utama) lebih menonjol dibandingkan IKI (Indikator Kinerja Intrinsik). Akibatnya istilah `birojasa` dan `makelar publikasi` menjadi muncul, karena ada celah kesempatan. Tips trik menjadi hal yang perlu diketahui padahal bertentangan dengan budaya akademik.
tidak semestinya. Bahwa pengetahuan yang didanai oleh negara dan masyarakat adalah barang publik (public goods) harus menjadi pemahaman umum, khususnya untuk kelompok akademia.
perlu dipahami oleh pembuat kebijakan, bahwa mungkin saja, kebijakan adalah akar penyebab dari distorsi yang telah terjadi. Terima kasih bagi ibu dan bapak yang telah menyempatkan diri menuliskan berbagai lika-liku publikasinya untuk menjadi pembelajaran bersama. Semoga buku ini dapat menjadi salah satu batu loncat menuju perubahan.