Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

Melihat ke Depan

Melihat ke Depan

9 November 2004 Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Universitas Darma Persada FE3130

More Decks by Universitas Darma Persada 2015-2018

Other Decks in Education

Transcript

  1. Melihat ke Depan
    Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
    Universitas Darma Persada FE3130
    9 November 2004
    Drs. H. Dadang Solihin, MA

    View Slide

  2. dadang-solihin.blogspot.com 2

    View Slide

  3. dadang-solihin.blogspot.com 3
     Dadang holds a MA degree (Economics), University of
    Colorado, USA. His previous post is Head, Center for
    Research Data and Information at DPD Secretariat
    General as well as Deputy Director for Information of
    Spatial Planning and Land Use Management at
    Indonesian National Development Planning Agency
    (Bappenas).
     Beside working as Assistant Professor at Graduate
    School of Asia-Pacific Studies, Waseda University, Tokyo,
    Japan, he also active as Associate Professor at University
    of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
     He got various training around the globe, included the
    Training Seminar on Land Use and Management, Taiwan
    (2004); Developing Multimedia Applications for Managers,
    Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy
    Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local
    Government Administration Training Course, Hiroshima,
    Japan (2001); and Regional Development and Planning
    Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published
    more than five books regarding local autonomous.
     You can reach Dadang Solihin by email at
    [email protected] or by his mobile at +62812 932
    2202

    View Slide

  4. Materi
     Belajar dari Kesalahan
     Bagaimana Menghadapi Krisis Ini?
     Penyusunan Prioritas
     Krisis Kepercayaan
     Bantuan Asing
     Trauma Penjarahan
     Ekspor-Impor
     Pembaharuan Sikap
     Kesenjangan
    4
    dadang-solihin.blogspot.com

    View Slide

  5. Perkin www.dadangsolihin.com 5
    Belajar dari Kesalahan
     Dalam perkembangan yang sangat cepat pada saat
    itu masa depan semakin mengandung sifat tidak
    pasti. Ini yang menjadikan orang semakin myopic,
    hanya mampu melihat keadaan yang sangat dekat
    dengan dirinya.
     Kalau disertai sikap seolah-olah tiada hari esok (aji
    mumpung), hal ini dapat menumbuhkan perilaku
    seseorang atau kelompok yang merugikan
    kepentingan yang lebih besar atau dalam jangka
    panjangnya, meskipun seolah-olah menguntungkan
    saat ini atau bagi yang melakukan.

    View Slide

  6. Perkin www.dadangsolihin.com 6
     Ada yang berpendapat bahwa mempelajari sejarah,
    mempelajari pengalaman masa lalu tidak ada manfaatnya,
    karena masa depan kan tidak pasti, yang pasti justru perubahan
    itu sendiri.
     Orang yang ambisinya kelewat besar, tidak sesuai dengan
    kemampuannya, mengatakan those who study history don't
    make history.
     Memang untuk mempersiapkan diri guna menghadapi masa
    depan yang tidak menentu, belajar sejarah seolah-olah tidak
    ada gunanya, namun sesungguhnya mempelajari pengalaman
    masa lalu tetap berguna, bahkan dalam dunia yang terus
    mengalami perubahan.
     Akan tetapi dengan mempelajari pengalaman yang lalu kita
    masih memperoleh manfaat, yaitu kemampuan untuk tidak
    membuat kesalahan yang serupa.

    View Slide

  7. Perkin www.dadangsolihin.com 7
    Bagaimana Menghadapi Krisis Ini?
     Yang penting pada taraf permulaannya adalah
    memiliki peta yang jelas dari seluruh masalah yang
    dihadapi oleh bangsa ini, baik aspek ekonomi, sosial
    maupun politik.
     Kita semakin yakin bahwa aspek-aspek kehidupan ini
    memang terkait yang satu dengan yang lain.
     Tetapi setelah gambaran atau peta masalah tadi
    menjadi jelas, kita perlu menyadari bahwa tidak
    mungkin semua dilaksanakan segera dan
    bersamaan. Dengan lain perkataan perlu dibuat
    prioritas.

    View Slide

  8. Perkin www.dadangsolihin.com 8
    Penyusunan Prioritas
     Penyusunan prioritas bukanlah pekerjaan yang
    mudah.
     Akan tetapi kalau gambarannya jelas, termasuk
    kaitannya yang satu dengan yang lain, menyusun
    prioritas untuk dijadikan program saat ini dan
    selanjutnya, jangka pendek, menengah dan panjang
    akan menjadi lebih gampang.
     Setelah itu program harus dilaksanakan secara
    berdisiplin. Ada yang mengatakan, we need good
    programs, good implementation and....... good
    luck. Ini harus disertai catatan, the sooner the
    better, the longer the costlier.

    View Slide

  9. Perkin www.dadangsolihin.com 9
     Dalam hal penentuan prioritas, terlebih dahulu
    bangsa ini harus keluar dari krisis yang telah secara
    total melanda kehidupan.
     Ibarat orang sakit, saat krisis harus dilalui dahulu
    dengan menciptakan kestabilan. Pendarahan harus
    dihentikan dahulu.
     Masalah krisis itu sendiri dari segi penanganannya
    masih berkisar pada belum adanya kepercayaan
    yang mantap.
     Untuk seluruh kehidupan dalam masyarakat, krisis
    yang harus dihentikan dulu adalah kepercayaan
    kepada pimpinan nasional, pemerintah dan lembaga
    tinggi negara.

    View Slide

  10. Perkin www.dadangsolihin.com 10
    Krisis Kepercayaan
     Krisis kepercayaan ini bersumber bukan pada
    landasan hukum formalnya, konstitusional atau
    tidaknya, akan tetapi lebih pada legitimasinya.
     Presiden dan seluruh anggota kabinet, lembaga
    legislatif dan judikatif serta TNI (ABRI saat itu) masih
    belum memperoleh kepercayaan tersebut secara
    penuh. Ini aspek diluar ekonomi yang sangat penting
    harus diselesaikan.
     Pada waktu kepercayaan itu masih ada, pelaku pasar
    tidak terlalu menuntut, mereka menerima berbagai
    kekurangan yang tejadi. Akan tetapi pada waktu
    kepercayaan telah hilang, maka tuntutan mereka
    semakin banyak, menyangkut berbagai aspek diluar
    ekonomi-keuangan.

    View Slide

  11. Perkin www.dadangsolihin.com 11
     Dalam bidang ekonomi, kepercayaan pasar, baik
    domestik maupun asing serta kepercayaan
    masyarakat luas sangat tipis terhadap rupiah yang
    masih lemah dan tidak kunjung menguat.
     Hal serupa terjadi dengan perbankan dan lembaga
    keuangan yang lain, serta kemampuan dunia usaha
    dalam menyelesaikan masalah pinjaman mereka. Ini
    memang harus ditunjukkan penanganannya yang
    menggambarkan bagaimana prospeknya.
     Jelas tidak semuanya dapat diselesaikan segera,
    akan tetapi program penyelesaian harus dapat
    dibaca dan diterima oleh pasar.
     Mungkin perlu disadari bahwa persepsi dan
    ekspektasi pelaku pasar dalam negeri dan luar negeri
    itu tidak selalu sama, bahkan sering berlawanan
    arah.

    View Slide

  12. Perkin www.dadangsolihin.com 12
    Bantuan Asing
     Penanganan terhadap krisis ekonomi-keuangan ini
    tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Indonesia,
    karena itu kerjasama dan bantuan pihak lain harus
    terus digalang.
     Dalam kaitannya dengan program IMF, tidak berarti
    bahwa kita harus menyerah seluruhnya pada
    keinginan IMF, pemerintah memang harus gigih
    mengusahakan, mereview, melobby,dsb.
     Perlu diingat bahwa keputusan meminta bantuan IMF
    itu datang dari pemerintah kita, dan program yang
    disepakati itu adalah program Indonesia yang
    didukung oleh IMF.

    View Slide

  13. Perkin www.dadangsolihin.com 13
     Yang sangat mendesak selama penanganan
    masalah-masalah lemahnya rupiah, inflasi,
    penyehatan perbankan, pinjaman perusahaan
    swasta, dsb., adalah mengenai pengadaan dan
    distribusi bahan pokok yang sangat sulit karena
    sarana dan prasarana jaringan distribusi yang sangat
    menyedihkan sebagai akibat tindakan penjarahan
    dan pembakaran yang sangat brutal.
     Ini akan memakan waktu untuk dapat pulih, akan
    tetapi terutama untuk pengadaan dan distribusi
    bahan pokok harus segera ditangani. Bantuan dan
    kerjasama dari luar harus pula digalakkan.

    View Slide

  14. Perkin www.dadangsolihin.com 14
    Trauma Penjarahan
     Dalam pembangunan sarana dan prasarana
    distribusi, masalah yang dihadapi tidak hanya
    pembangunan fisik, akan tetapi memulihkan
    kepercayaan pada para pelaku yang, terutama pada
    saat terjadinya kekacauan, merasa sama sekali tidak
    memperoleh perlindungan dari aparat keamanan.
     Pernyataan Presiden Habibie saja jelas tidak cukup,
    apalagi hanya meminta kesadaran mereka. Mereka
    memerlukan jaminan perlindungan untuk tidak
    dijadikan korban penjarahan, pembakaran,
    perkosaan dari orang-orang yang seolah-olah
    merasa berhak melakukan perbuatan yang sangat
    tidak beradab ini. Tanpa adanya jaminan ini rasanya
    sangat sulit mengharapkan sebagian besar dari
    mereka bersedia beroperasi lagi.

    View Slide

  15. Perkin www.dadangsolihin.com 15
    Ekspor-Impor
     Membangkitkan kegiatan ekspor tidak dapat ditunggu terlalu
    lama, ini merupakan keharusan. Karena ini sebagian
    menyangkut penyelesaian masalah pinjaman perbankan, maka
    ini harus didahulukan dalam penanganannya.
     Dalam beberapa hal, seperti ekspor komoditi tradisional
    Indonesia, meskipun kemampuan ekspor itu tetap ada,
    hilangnya kepercayaan perbankan negara mitra dagang kita
    terhadap perbankan nasional mempersulit pelaksanaan ekspor
    tersebut.
     Dalam impor pangan dan obat-obatan, kalaupun hubungan
    perbankan dalam mendukung perdagangan ini tertolong dengan
    adanya garansi kredit, lemahnya rupiah tetap mempersulit
    realisasi impor tersebut. Pinjaman dan bantuan dari berbagai
    negara dalam kaitan ini harus terus diupayakan dan segera
    dilaksanakan.

    View Slide

  16. Perkin www.dadangsolihin.com 16
    Pembaharuan Sikap
     Sesuai dengan keinginan gerakan reformasi yang
    pada dasarnya bermaksud untuk melakukan
    pembaruan, bangsa Indonesia harus membaharui
    sikap, setelah krisis dapat kita lalui.
     Jadi, terlebih dahulu kita harus keluar dari krisis.
    Tetapi sikap apa yang harus mendasari kehidupan
    ekonomi nasional nanti?
     Sikap baru dalam melanjutkan kegiatan ekonomi dan
    pembangunan nasional setelah kita keluar dari krisis
    nanti harus dilandasi pada kesadaran semua pelaku
    bahwa baik sebagai individu, keluarga atau
    kelompok, sebagai perusahaan atau negara, atau
    bangsa Indonesia secara keseluruhan, harus sadar
    bahwa kita tidak bisa hidup lebih besar pasak dari
    pada tiang secara terus menerus.

    View Slide

  17. Perkin www.dadangsolihin.com 17
    Kesenjangan
     Dalam kehidupan ekonomi nasional yang bersifat
    terbuka, memang dapat berlangsung keadaan di
    mana terdapat kesenjangan pengeluaran investasi
    dan tabungan nasional yang dibiayai dengan
    masuknya dana luar negeri dalam berbagai
    bentuknya.
     Demikian pula sektor keuangan, suatu bank, bisa
    saja mengalami kesenjangan antara hak dan
    kewajiban dalam likuiditas harian atau mengalami
    mismatch, menimbulkan saldo merah pada bank
    sentral yang ditutup dengan fasilitas diskonto.

    View Slide

  18. Perkin www.dadangsolihin.com 18
     Akan tetapi kesenjangan tersebut tidak dapat
    berjalan terus menerus, karena perubahan sentimen
    pasar atau perkembangan baru yang mendadak
    mudah merubah keseimbangan tersebut menjadi
    suatu krisis yang sulit diselesaikan.
     Mismatch dalam suatu bank, yang pada dasarnya
    merupakan masalah likuiditas, kalau berjalan
    berkepanjangan atau kalau sektor perbankan dalam
    keadaan distress, sangat mudah berubah menjadi
    masalah solvabilitas, yang sebaiknya tidak
    diselamatkan melalui fasilitas bank sentral.
     Untuk keseluruhan ekonomi nasional, kesenjangan
    pengeluaran untuk investasi dan tabungan nasional
    yang bejalan terus-menerus akan membawa
    malapetaka nasional.

    View Slide

  19. Perkin www.dadangsolihin.com 19
     Kenyataan tersebut tidak hanya untuk sektor
    keuangan atau aspek pembiayaan dari kegiatan
    ekonomi, akan tetapi juga dalam aspek lain dari
    kehidupan, baik secara mikro maupun makro.
     Ketidak mampuan, kecurangan, kemunafikan atau
    kepalsuan dapat dan telah berlangsung di
    masyarakat kita.
     Meritocracy yang diabaikan di sektor pemerintah dan
    swasta, kecurangan dalam berbagai bentuknya di
    sektor pemerintah dan masyarakat, yang sering
    dikatakan telah membudaya, semuanya merupakan
    bentuk kesenjangan yang pada dasarnya merupakan
    tindakan atau cara hidup yang mengandung sifat
    lebih besar pasak dari tiang.
     Praktek-praktek ini, ditutup dengan kepalsuan dan
    kemunafikan yang merajalela, telah memperparah
    keadaan.

    View Slide

  20. Perkin www.dadangsolihin.com 20
     Upaya mencari jalan pintas seolah-olah diterima
    sebagai hal yang bisa diterima atau wajar-wajar saja.
     Orang ingin nampak pintar membeli gelar dari master
    sampai doktor, bahkan jabatan gurubesar.
     Orang kepingin cepat kaya melakukan korupsi,
    kepingin berkuasa melakukan kolusi untuk
    menduduki suatu posisi, dst.
     Semua perilaku yang menggambarkan tindakan yang
    lebih besar pasak dari tiang ini ditutup-tutupi dengan
    mengagungkan sikap kepalsuan dan kemunafikan.
     Akan tetapi semua ini tidak dapat
    berkesinambungan. Semua harus dibuang dalam
    kehidupan pasca krisis nanti.
     Etos kerja baru harus dikumandangkan. Kita harus
    bangga dengan hasil jerih payah kita sendiri, yang
    halal, yang sesuai dengan kemampuan dan investasi
    kita.

    View Slide

  21. View Slide

  22. Perkin www.dadangsolihin.com 22

    View Slide

  23. Perkin www.dadangsolihin.com 23
    Terima Kasih

    View Slide